Batam (ANTARA News) - Setelah komputer jinjing (lap top) di Istana Presiden, kini gedung DPR RI dibobol maling, tepatnya di ruang kerja Ketua Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat (BK DPR) Republik Indonesia. "Kejadiannya dua hari lalu. Hanya `hard disc` yang dicuri. Barang-barang lainnya masih utuh," Ketua Badan Kehormatan DPR RI Slamet Effendy Yusuf, menceritakan pengalaman itu kepada pers di Batam, Jumat. Pencurian hard disc tidak hanya terjadi ruang BK DPR. Kejadian serupa juga dialami beberapa anggota DPR RI. "Di ruang Alvin Lie dan beberapa teman lainnya terjadi hal serupa," ujarnya. Meskipun hard disc yang dicuri tersebut relatif tidak mahal, namun data-data serta dokumen yang ada tersimpan di dalamnya merupakan hasil kerja selama duduk di DPR RI. "Untuk yang bersifat rahasia saya tidak menyimpannya di komputer kantor. Hard disc yang hilang tersebut hanya berisikan dokumen, konsep dan hasil pemikiran. Dokumen-dokumen penting ada di komputer lain," katanya. Dia mengatakan, dengan kejadian-kejadian seperti ini, terutama di lingkungan istana sistem pengamanan harus ditingkatkan. Selama ini pengamanan hanya terfokus pada kepala negara, sementara di lingkungan istana sistem pengamanannya masih minim, termasuk di gedung DPR RI. "Jangan-jangan ada aspek politisnya," ujarnya. Sementara menanggapi beberapa anggota DPR RI yang melakukan kunjungan ke Jerman dengan menggunakan APBN, ia mengatakan belum mendapatkan informasi tersebut. "Saya tidak tahu kalau ada 17 anggota DPR melakukan kunjungan ke Jerman dengan menggunakan APBN, malahan saya mengetahui dari wartawan," ungkapnya. Ia mengatakan, bila kunjungan anggota dewan ke Jerman hanya sekedar jalan-jalan dan agendanya pun tidak jelas perlu di pertanyakan, tetapi bila sebaliknya semua pihak harus mendukungnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006