Harus ada kesinambungan dalam program terhadap UMKM
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Aviliani menyebut pentingnya saat ini untuk memberikan arahan agar produk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) diminati pasar di tengah-tengah upaya pemulihan ekonomi saat ini. 

"Program bantuan bagi UMKM sebaiknya disertakan juga produk-produk apa saja yang saat ini diminati pasar dalam rangka mendongkrak penjualan mereka," kata Aviliani dalam peluncuran "podcast"  bertajuk “Kupas Bisnis ala Aviliani” seri kedua berkolaborasi dengan Inspigo di Jakarta, Rabu.

Menurut Aviliani, program bagi UMKM agar bisa naik kelas sebaiknya jangan sekedar dukungan permodalan semata, namun juga harus ada arahan terhadap produk yang dihasilkan atau memberikan edukasi bagaimana cara menciptakan permintaan (demand) terhadap produknya.

"Saat ini mayoritas program untuk melahirkan UMKM, namun tidak ada yang memberikan bimbingan agar usaha atau bisnis yang dijalankan dapat berkesinambungan bahkan ditingkatkan," kata Aviliani.

Baca juga: DKI buka gerai izin usaha bantu pelaku UMKM baru

Hal senada juga disampaikan ekonomi CORE, Hendri Saparini yang mengatakan mayoritas dari program terhadap UMKM masih berupa bantuan permodalan padahal masih banyak permasalahan yang harus dicarikan jalan keluarnya sebagai contoh pemasaran.

"Harus ada kesinambungan dalam program terhadap UMKM hingga permasalahan bisa di atasi," ucap Hendri.

Di luar negeri banyak dari UMKM digandengkan dengan pengembangan pariwisata. Tujuannya wisatawan yang berkunjung akan dipaksa untuk membeli produk-produk dari UMKM, papar Hendri.

UMKM saat ini memegang peranan penting di Indonesia karena berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM pada tahun 2021 telah mencapai 64,19 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,97 persen atau senilai Rp8.572,89 triliun.

Baca juga: Pemkot Jakbar dan Bank DKI gelar bazar produk UMKM

Sementara itu tenaga kerja yang terserap 97 persen dari total tenaga kerja pada 2022 serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.

Namun dari jumlah yang begitu besar belum banyak yang naik kelas, bahkan tidak berkembang.

“Padahal di negara lain, peran UMKM cukup besar sebagai global 'value chain' dan menjadi bagian besar devisa negara. Oleh karena itu diperlukan peran seluruh pemangku kepentingan untuk berupaya menaikkan kelas dan menjadikan kemitraan serta membatu akses pasar bagi UMKM dengan berbagai upaya,” ucap Ekonom Aviliani.

UMKM unik
Beranjak dari latar belakang tersebut, Inspigo meluncurkan gelaran "podcast" bertajuk “Kupas Bisnis ala Aviliani” untuk periode kedua.

Baca juga: Pertamina latih warga pra sejahtera agar bisa penuhi permintaan pasar

Episode pertama di periode kedua ini sudah dapat didengar secara eksklusif di aplikasi Inspigo pada 5 September 2022.

Inspigo atau "inspiration on the go" merupakan sebuah media atau platform berupa aplikasi. Aplikasi ini menyediakan konten audio "podcast" yang menyajikan berbagai topik seputar pengetahuan, motivasi dan keterampilan.

“Tujuan agar banyak usaha bisa saling belajar satu dengan lainnya, memotivasi orang jadi pebisnis dan kaum profesional pun dapat memahami bagaimana mereka bekerja dengan memiliki jiwa pebisnis sehingga dapat membuat perusahaan untung,” ujar Aviliani.

Kupas bisnis ala Aviliani periode kedua ini terdiri dari lima episode mewawancarai lima UMKM yang unik dengan keahlian yang menarik yang bisa dipelajari oleh pendengar Inspigo untuk diterapkan di dunia kerja.


Baca juga: Bank DKI salurkan Rp1 triliun KUR pada Oktober 2022
 
Piring lukis karya salah satu UMKM pada sebuah restoran di Jakarta, Rabu (14/9/2022). ANTARA/Ganet Dirgantoro

 

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022