Semarang (ANTARA) - Pakar sejarah Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Endang Susilowati menilai untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia tidak bisa hanya membangun kemampuan berproduksi di bidang kelautan saja, namun juga harus membangkitkan kemampuan produksi di daratan.

"Seluruh elemen masyarakat harus mampu menciptakan produk-produk yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, baik di kelautan maupun daratan," kata guru besar Fakultas Ilmu Budaya Undip Semarang itu di Semarang, Jumat.

Menurut dia, dari perspektif sejarah, menjadi poros maritim dunia merupakan suatu keniscayaan.

"Berbagai faktor penting yang memungkinkan Indonesia menjadi negara maritim besar yang disegani di kawasan regional maupun internasional telah dimiliki," katanya.

Baca juga: Luhut resmikan "command center" cegah penangkapan ikan ilegal

Baca juga: Mewujudkan efisiensi logistik di negara poros maritim


Sejarah, kata dia, mencatat bahwa kerajaan-kerajaan di Nusantara, terutama Sriwijaya dan Majapahit, sudah menjadi negara maritim yang sangat kuat dan disegani di dunia.

Ia menjelaskan keduanya mengandalkan potensi darat yang dipadu dengan potensi laut, serta ditunjang jiwa bahari yang menjadi jati diri bangsa telah berhasil menjadi poros maritim dunia.

"Pengelolaan potensi darat dengan tepat dan penguasaan potensi laut dalam arti luas membuktikan kedua kerajaan itu menjadi kerajaan maritim yang berpengaruh," katanya.

Ia menuturkan cita-cita untuk menjadi poros maritim dunia sebagaimana dicanangkan Presiden Joko Widodo merupakan jalan tepat untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.

"Visi Indonesia untuk menjadi negara maritim yang berdaulat, maju, mandiri, kuat, serta berkontribusi positif bagi keamanan dan perdamaian dunia telah sesuai dengan kepentingan nasional," ujarnya.*

Baca juga: Wantanas : Indonesia harus jadi poros maritim dunia

Baca juga: Pengamat maritim sarankan buat "ALKI Rest Area"

Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022