Magelang (ANTARA) - Stupa berterawang hanya terdapat di Candi Borobudur, tidak ada di tempat lain, kata peneliti Candi Borobudur Dr. Hudaya Kandahjaya.

Hudaya di Magelang, Jawa Tengah, Senin, mengatakan stupa memang ada di berbagai tempat di dunia, tetapi yang berterawang hanya ada di Candi Borobudur.

Ia menyampaikan hal tersebut pada Pembekalan Pengetahuan tentang Borobudur bagi Pemandu Wisata Candi Borobudur di Hotel Manohara, Kompleks Candi Borobudur.

Baca juga: Jejak ilmu perbintangan masa silam di Candi Borobudur

"Terawang dalam konsep arsitektur India itu ada, tetapi pengertian terawang itu sebagai lubang angin, kalau istilah sekarang jendela itu sudah ada dan sudah diterapkan di berbagai kuil, wihara di India sejak abad V, tetapi tidak pernah ada yang menciptakannya dimasukkan dalam konsep stupa," katanya.

Apalagi, kata dia, ada arca Buddha di dalam stupa berterawang sehingga ada berbagai lompatan, terobosan arsitektur yang tidak dimiliki dunia lain tetapi ada di Candi Borobudur.

Baca juga: IGC hadirkan narasi baru Candi Borobudur melalui makanan

"Hal ini menunjukkan bahwa orang Jawa pada abad VIII dan IX sudah memiliki pemahaman atau pengertian seperti itu," katanya.

Menurut dia, arca-arca Buddha di dalam stupa berterawang melambangkan Bhatara Ratnatraya atau Buddha, Dharma, dan Shangha yang diwakili oleh Bhatara Sri Sakyamuni, Bhatara Sri Lokersvara, dan Bhatara Sri Vajrapani.

Baca juga: Komunitas Gastronomi ungkap penemuan makanan di relief Candi Borobudur

"Kedudukan mereka dibedakan secara halus melalui terawang berbentuk wajik dan bujur sangkar," kata Hudaya.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022