Jambi (ANTARA) - Dosen Universitas Jambi (Unja) membuat temuan inovatif berupa krim lulur dari daun kayu surian dan serbuk biji kurma.

Dosen Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unja Uce Lestari, Rabu, mengatakan daun surian dan biji kurma termasuk tanaman yang berpotensi kuat sebagai antioksidan karena mengandung flavonoid dan fenolik.

"Untuk mempermudah dalam hal penggunaannya maka diolah menjadi lulur krim berupa body scrub dengan menggunakan scrub serbuk biji kurma," katanya.
 
Dia menjelaskan tumbuhan Surian banyak ditemukan di pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Di Provinsi Jambi khususnya di Kabupaten Merangin banyak ditemukan kayu surian yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, tetapi daun surian ini banyak tumbuh dan lebat pada kayu yang telah ditebang.

Baca juga: Biji kurma antidiabetes, harapan bagi penderita kencing manis

Baca juga: Konjen Jepang-Unja jalin kerja sama penelitian dan pendidikan


Berdasarkan hasil pengujian terdahulu dan hasil literatur yang ada, kata dia, daun surian banyak mengandung flavonoid sebagai antioksidan, dan uji pendahuluan terhadap ekstrak etanol daun surian terhadap aktivitas antioksidan menghasilkan IC 50 12,445 ppm yang sangat kuat sekali dengan nilai SPF sebesar 30.

“Hal ini masuk dengan kategori SPF kulit Indonesia dalam rentang 15-30. Berdasarkan hal ini dalam pemanfaatan daun surian yang terbuang maka saya ingin mengolah ekstrak etanol daun Surian menjadi lulur body scrub alami dari bahan alam sebagai anti penuaan dini,” katanya.

Setelah diuji pada 12 orang panelis, semua data menunjukkan terjadi peningkatan kadar air, mengurangi kadar minyak, kulit menjadi cerah, dan efektifitas scrub dari biji kurma menambah dalam mengangkat kotoran pada kulit serta kerutan pada kulit berkurang setelah penggunaan lulur body scrub selama empat pekan.

Serbuk biji kurma mampu meningkatkan fungsi antioksidan alami dari ekstrak etanol daun surian, selain itu biji kurma dapat melembabkan dan mencerahkan kulit.

Radikal bebas dari paparan sinar radiasi ultraviolet (UVB) menyebabkan kulit kusam, kasar, kering, pecah-pecah, dan penuaan dini, sehingga dapat merusak jaringan kulit serta berakibat fatal terjadinya kanker kulit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut maka dibutuhkan antioksidan yang berasal dari luar tubuh.*

Baca juga: Mahasiswa Unja ikuti program TMMD

Baca juga: Fakultas hukum Unja sosialisasi UU Tipikor ke desa dan kecamatan

Pewarta: Tuyani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022