Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengharapkan proyek pengembangan Bandara Raja Haji Abdullah segera terlaksana agar dapat meningkatkan kegiatan perdagangan dan perekonomian di Pulau Karimun Besar, Kepulauan Riau.

“Saya berharap pembangunan dan pengembangan Bandara Raja Haji Abdullah segera terlaksana dan fasilitasnya dapat terus ditingkatkan,” kata Moeldoko saat menerima kedatangan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad dan Bupati Karimun Aunur Rafiq di Gedung Bina Graha Jakarta, Kamis.

Moeldoko menekankan pentingnya percepatan pembangunan dan pengembangan bandara yang terletak di lokasi strategis itu. Bandara Raja Haji Abdullah berada pada jalur lintas pelayaran terpadat kedua di Indonesia dan juga dekat perbatasan dengan Singapura dan dengan Malaysia.

Karena posisi strategis itu, kata Moeldoko, diperlukan pengembangan fasilitas dan operasional di Bandara Raja Haji Abdullah guna mewujudkan Nawa Cita Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Yakni sebagai bandara daerah perbatasan yang merupakan garda terdepan NKRI,” ujar dia.

Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyampaikan bahwa pengembangan Bandara Raja Haji Abdullah akan dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi Kepri, dan Pemerintah Kabupaten Karimun.

“Pemerintah daerah, dalam hal ini provinsi Kepri dan kabupaten Karimun memberikan dukungan pengadaan dan pembiayaan lahan,” kata Ansar.

Dia juga mengungkapkan pada September 2022 telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepakatan antara Kemenhub, Pemprov Kepri, dan Pemkab Karimun terkait pengendalian tata ruang pada kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), Batas Kawasan Kebisingan (BKK), dan Daerah Lingkungan Kerja.

Bandara Raja Haji Abdullah akan berdiri di atas lahan seluas 72.000 meter persegi. Bandara itu memiliki landasan pacu sepanjang 1.400 meter dengan kapasitas tiga pesawat bertipe Cassa 212 atau satu pesawat ATR 72.600.

Pengembangan bandara dilakukan dengan menambah panjang dan luas landasan pacu secara bertahap hingga Desember 2024.

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022