Jakarta (ANTARA) -
PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya telah melakukan konsolidasi internal untuk mengantisipasi banjir dan cuaca ekstrem di Ibu Kota.

Senior Manajer Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya, Kemas Abdul Gaffur mengemukakan, keadaan Jakarta yang hampir setiap tahun banjir, ditambah jaringan kelistrikan yang ada, kota ini bisa menjadi lokasi yang berbahaya.
​​​​​​​
​​​​​​​"Dalam menghadapi musim hujan yang sudah terjadi beberapa waktu ke belakangan ini, kami telah melakukan konsolidasi internal termasuk apel siaga beberapa waktu lalu," kata Kemas dalam diskusi Balkoters bertema "Musim Hujan dan Keselamatan Warga" di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis.

Konsolidasi itu untuk memastikan bahwa PLN siap siaga dalam menghadapi musim hujan yang kemungkinan bisa menjadi cuaca ekstrem.
 
Dalam upaya mitigasi menghadapi musim hujan, PLN UID Jakarta Raya menyiapkan beberapa upaya, mulai dari mendirikan posko siaga di 34 titik, mengerahkan 2.209 personel dan 131peralatan seperti perahu, UPS dan kabel bergerak.
​​​​​​​
Selain itu, trafo dan gardu bergerak yang disiagakan 24 jam untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan saat cuaca ekstrem.

Baca juga: BPBD DKI Jakarta memitigasi dampak La Nina
 
PLN UID Jakarta Raya juga melakukan penguatan pasokan listrik ke 210 gardu distribusi rumah pompa dan melakukan peninggian gardu-gardu distribusi sebanyak 518 gardu.
 
Pihaknya melakukan pantauan di 210 titik rumah pompa stasioner, enam pintu air serta menguatkan enam lokasi gardu rumah pompa yang dilengkapi peralatan switching otomatis di wilayah Jakarta.
 
Dengan peralatan tersebut, kalau aliran listrik ke arah rumah pompa itu terganggu dari satu sisi, maka otomatis akan beralih kepada sisi yang lain. "Kita upayakan untuk menjaga sama-sama kondisi dari kemungkinan adanya banjir yang menyebabkan utilitas terganggu," tuturnya.
 
PLN akan memadamkan listrik untuk sementara jika rumah pelanggan atau gardu listrik PLN terendam banjir sebagai antisipasi kejadian fatal yang bisa terjadi.

Upaya PLN dalam memberikan keamanan warga saat musim hujan tak ada artinya apabila tidak ada peran masyarakat mengingat Jakarta sampai saat ini belum bebas dari banjir.

Baca juga: Wali Kota Jaktim instruksikan Sudin SDA cek kesiapan pompa air
 
Antisipasi yang bisa dilakukan oleh masyarakat saat banjir adalah mematikan peralatan listrik kemudian angkat ke tempat yang lebih tinggi dan tidak tergenang oleh air. "Matikan MCB di rumah yang ada di KWh meter," katanya.

Selanjutnya hubungi 123. "Bisa hubungi juga PLN mobile untuk bisa melaporkan kondisi yang terjadi di rumah agar PLN bisa melakukan berbagai tindakan yang diperlukan," kata Kemas.
 
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menyebutkan ada poin-poin yang bisa dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta demi meningkatkan keselamatan warga di musim hujan.

​​​​​​​Yakni pembenahan badan sungai, peningkatan kapasitasnya serta penghijauan terutama di empat sungai, yakni Ciliwung, Pesanggrahan, Angke dan Sunter.
 
Kemudian revitalisasi 109 situ, danau, embung dan waduk dengan memperdalam, memperlebar dan merelokasi permukiman jika ada. Lalu rehabilitasi saluran air/drainase kota karena hanya 33 persen yang berfungsi baik.

Selain itu, penambahan atau perluasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang saat ini hanya 9,98 persen dari luas wilayah DKI Jakarta.
Baca juga: PWNU DKI ajak semua pihak dukung penataan Kota Jakarta
 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022