Banjarbaru (ANTARA) - Rhafiq Abdul Ghani, mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berhasil menjadi peneliti terbaik tahun 2022 dengan karyanya menciptakan mulsa dari pati ubi nagara pengganti plastik pertanian.

"Alhamdulillah, Rhafiq jadi peneliti terbaik program Indofood Riset Nugraha dalam acara Simposium Pangan Nasional," kata Prof Muthia Elma selaku dosen pembimbing di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin.

Sebelumnya Rhafiq bersaing dengan 60 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang dibiayai penelitiannya setelah lolos seleksi dari 700 orang mengajukan judul penelitian.

Kemudian pada akhir masa program dipilih  empat mahasiswa calon penerima anugerah peneliti terbaik dan akhirnya Rhafiq keluar sebagai pemenangnya.

Baca juga: ULM kenalkan biopori di pesantren cegah banjir dan suburkan tanah

Baca juga: ULM andalkan Antasari Evo II pada kontes mobil hemat energi


Muthia mengatakan Rhafiq yang tergabung dalam tim Materials and Membranes Research Group (M2ReG) Fakultas Teknik ULM mengembangkan biodegradable mulch film dari pati ubi nagara menggunakan teknik penyemprotan sebagai pengganti plastik mulsa konvensional.

Dijelaskan dia, dalam kegiatan pertanian umumnya masih menggunakan plastik mulsa sebagai penghambat pertumbuhan gulma. Namun, kendalanya pada akhir masa penggunaannya menjadi limbah yang tidak dapat terurai dalam tanah.

Sehingga dalam riset ini dikembangkan material mulsa biodegradable (mampu terurai dalam tanah) yang didesain untuk mempertahankan sifat mekanik dan fisiknya selama waktu penggunaan tertentu dan mampu terurai pada akhir masa pakainya.

"Adapun penerapannya lebih praktis dengan teknik spray pada permukaan tanah," kata profesor pendiri M2ReG itu.

Adapun bahan pati yang dimanfaatkan yaitu ubi nagara (ipomoea batatas) merupakan sumber daya lokal Kalimantan Selatan berasal dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Dengan kandungan pati yang besar mencapai 70 persen, kata dia, menjadikan pati ubi nagara sebagai material yang bersifat biodegradable, terbarukan dan murah sehingga diharapkan mampu menciptakan produk teknologi mulsa nol limbah dan menjaga kualitas tanah pertanian.

"Selain itu menambah nilai potensi sumber daya lokal ubi nagara serta tidak menutup kemungkinan terciptanya industri baru pengolahan ubi nagara," papar dia.

Muthia menyebut selama ini ubi nagara hanya dikonsumsi masyarakat sebagai bahan pangan. Oleh karena pemanfaatannya yang masih sangat terbatas, menjadi tantangan bagi pihaknya untuk mengembangkan potensinya.*

Baca juga: Pakar ingatkan vaksinasi cegah penularan cepat Omicron subvarian XBB

Baca juga: Wamentan sebut kedaulatan pangan topang kesuksesan IKN

Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022