Indonesia sudah berpartisipasi mengatasi permasalahan dunia
Surabaya (ANTARA) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia Andi Widjajanto, memaparkan potensi Indonesia di masa depan saat menjadi pembicara di studium generale 2022-2023 di Universitas Surabaya, Kamis.

  "Indonesia berpotensi mengalami pertumbuhan kekuatan atau power growth ke depannya asal bisa memanfaatkan bonus demografi," kata Andi Widjajanto saat kegiatan bertema "Dinamika Kebangsaan yang Bhinneka, Teknologi, dan Geopolitik Dunia".

  Andi mengatakan jika melihat populasi Indonesia, kuncinya ada di dua kelompok yaitu mahasiswa berusia 10 hingga 35 tahun yang akan menjadi kunci bonus demografi, dan usia 20 tahun ke bawah, atau anak muda yang menjadi digital native.
 

"Kesulitan generasi X harus bisa menyediakan ruang pada digital native terkait pengetahuan digital. Kami bertugas memunculkan pertahanan dari digital native untuk menikmati bonus demografi nanti. Digital Native lah andalan kita," ujarnya.


Baca juga: Gubernur Lemhannas tekankan pentingnya penguatan ideologi Pancasila

Baca juga: Gubernur Lemhanas: Indonesia miliki kerawanan strategis

  Selanjutnya, kelompok yang menentukan kualitas bonus demografi Indonesia adalah perempuan. Di Indonesia 49,5 persen populasi adalah perempuan. "Di ruangan ini lebih banyak perempuannya, Ubaya sudah benar melakukan langkah memajukan kualitas bonus demografi Indonesia," ujarnya.

  Menurut dia dari 20 negara dengan besar ekonomi, Indonesia saat ini hanya berada di nomor 16. Secara Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih jauh dari negara tersebut. Namun diprediksi dapat menyusul pada tahun 2038.

  "Indonesia akan stabil pada tahun itu, sekarang kita berada di menengah. Jika kita berhasil menekan inflasi dan menekan hutang, maka ekonomi kita masih stabil. Kalau kita stabil, dalam tiga tahun ke depan kita dapat menyusul Korea Selatan menjadi nomor empat di dunia di bawah China, Amerika Serikat dan India,," katanya,

  Posisi Indonesia saat ini, kata dia, semakin dilihat oleh dunia menyusul keberhasilan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali beberapa waktu lalu. Saat itu, Pandemic Fund terbentuk di Bali

  "Indonesia sudah berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan dunia.Kita tidak punya masalah, sehingga mereka mencari solusi dari Indonesia," katanya.

  Yang harus diwaspadai, kata Andi Widjajanto, adalah tahun 2023. Presiden Joko Widodo berpesan agar berhati-hati pada tahun tersebut.

  "Hati-hati dengan 2023 kata Bapak Presiden. Ada faktor perang Rusia dan Ukraina. Perang sama dengan ketidakpastian. Dunia akan melambat 2023, Indonesia juga. Dunia akan resesi kembali di 2023, tapi tidak dengan Indonesia," katanya.

  Baca juga: Wapres minta Lemhannas bentuk tim kaji khusus terkait Papua

Baca juga: Pengamat: Ada tiga tantangan gubernur baru Lemhannas

 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022