Inilah yang ingin kita realisasikan, membangun kemandirian industri di Indonesia
Surabaya (ANTARA) - Sekitar 4.500 orang diperkirakan mengunjungi acara IISIA Business Forum 2022 (IBF 2022) yang diselenggarakan oleh The Indonesian Iron & Steel Industry Association bersama Kamar Dagang dan Industri di Grand City, Surabaya, pada Kamis-Sabtu (1-3/12).

"IBF 2022 diperkirakan berhasil menarik sebanyak lebih kurang 4.500 pengunjung hingga 3 Desember 2022," kata Ketua Pelaksana IBF 2022 Henry Setiawan, di Surabaya, Sabtu.

Henry memaparkan, sepanjang pelaksanaan IBF 2022 telah dilakukan penandatanganan sembilan nota kesepahaman (MoU) antara IISIA dengan asosiasi industri sebagai sinergi dalam mengoptimalkan potensi nasional dalam rangka membangun kemandirian industri dan perekonomian nasional.

MoU tersebut yakni MoU IISIA dengan Kementerian Perindustrian RI dan Kadin, Perusahaan Institusi Perkapalan dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Seluruh Indonesia (Gapeksindo), Perkumpulan Pelaksana Konstruksi Nasional (Aspeknas).

Selanjutnya, Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo), Real Estate Indonesia (REI), Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Kesepakatan Bersama antara PT Krakatau Steel Tbk dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) (PT KAI) bersama PT Krakatau Jasa Logistik (PT KJL) terkait pengangkutan produk, serta Kesepakatan Kerja Sama PT KAI dengan PT KJL terkait gudang hub produk baja.

“Jumlah keseluruhan peserta pameran sebanyak 91 perusahaan dan dalam IBF 2022 ini turut berpartisipasi juga pemerintah baik pusat maupun daerah, perusahaan-perusahaan ternama, perbankan, asosiasi industri, serta institusi pendidikan dalam pameran maupun kegiatan seminar yang sudah dilakukan sebanyak tujuh segmen, serta talkshow sebanyak empat sesi," ujarnya.

Lebih lanjut Henry juga berharap bahwa ajang IBF 2022 ini dapat menjadi edukasi kepada pelaku industri maupun masyarakat atas pentingnya menggunakan produk-produk unggulan dalam negeri dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), sehingga penerapan P3DN dan TKDN dapat maksimal dilakukan untuk peningkatan utilitas produk baja nasional.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta, sponsor, narasumber, maupun pihak-pihak lainnya yang telah mendukung terselenggaranya IBF 2022 ini. Sampai bertemu lagi pada IISIA Business Forum selanjutnya tahun depan di Jakarta," kata Henry.

Senior Advisor IISIA Purwono Widodo bersyukur ajang industri besi dan baja yang pertama dilakukan di Indonesia ini berjalan dengan sukses dan lancar.

"Terima kasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan terselenggaranya IBF 2022 dan turut berperan dalam membuka peluang sinergi bisnis maupun menjembatani usulan kebijakan kepada pemerintah untuk mendukung industri baja nasional. Kegiatan ini perlu secara rutin dilakukan," ujarnya.

Purwono menambahkan industri baja nasional akan berperan semakin penting bagi pembangunan perekonomian nasional yang terus mengalami peningkatan untuk mewujudkan Indonesia Maju.

IISIA memperkirakan kebutuhan baja nasional akan mencapai lebih dari 100 juta ton pada saat visi Indonesia Maju tercapai pada 2050. Dengan demikian dibutuhkan investasi yang sangat besar hingga mencapai lebih 80 miliar dolar AS.

"Pada saat itu di mana kebutuhan baja akan meningkat pesat, industri baja nasional seperti halnya industri baja di negara maju lainnya akan bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang beralih menjadi negara maju," ucapnya.

Menurut dia, industri baja telah menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi di Jepang, Korea Selatan, termasuk akhir-akhir ini di China dan India.

"Inilah yang ingin kita realisasikan, membangun kemandirian industri di Indonesia," kata Purwono yang juga menjabat sebagai Direktur Pengembangan Usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Baca juga: Ekspor produk baja meningkat pesat dalam lima tahun terakhir

Baca juga: IISIA sebut industri baja nasional meningkat pesat

Baca juga: Industri baja nasional siap gelar Forum Bisnis 2022

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022