Jakarta (ANTARA) - Baznas (Bazis) DKI Jakarta menyatakan akan memaksimalkan peran sukarelawan peduli difabel untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat, termasuk kalangan perusahaan, pada kemampuan kaum disabilitas.

Pasalnya, kata Wakil Ketua II Baznas (Bazis) DKI Jakarta Saat Suharto, beberapa perusahaan hanya menerima pekerja dari kalangan disabilitas dengan kategori ringan.

"Perusahaan-perusahaan kelihatannya masih memilih disabilitas yang ringan, misalnya cukup tangannya saja yang kena atau yang lain sebagainya. Akan tetapi, kalau tunanetra dan sebagainya itu memang butuh komitmen yang agak banyak," kata Saat dalam sambungan telepon di Jakarta, Selasa (6/12).

Hal tersebut berusaha digaungkan oleh pihaknya, kata Saat, karena kadang kali kemampuan kerja kaum disabilitas dalam bidang tertentu lebih baik dari masyarakat umum.

"Oleh karena itu, kita semua perlu mengedukasi perusahaan, agar bersama-sama bisa meningkatkan kepedulian terhadap para kaum difabel ini," ucapnya.

Sejauh ini Baznas (Bazis) DKI, kata Saat, telah berusaha memberikan berbagai pemahaman, pelatihan skill, sampai memberikan insentif pada perusahaan-perusahaan.

"Baznas (Bazis) DKI Jakarta memberikan beberapa pelatihan skill pada kawan-kawan difabel, baik yang disertifikasi seperti desain grafis, kelistrikan, dan lainnya maupun yang tidak disersertifikasi seperti skill lainnya. Ini kami lakukan agar kawan-kawan punya kesetaraan untuk mencari pekerjaan serta sebagai bekal hidup kawan-kawan tersebut," ucapnya.

Baca juga: Pemkot Jakbar salurkan sembako dan uang tunai kepada 872 anak yatim
Baca juga: Baznas kolaborasi salurkan 3.300 paket sembako untuk warga Jakarta


Bagi kalangan dunia usaha, Baznas (Bazis) DKI Jakarta memberikan insentif bagi perusahaan-perusahaan yang mau mempekerjakan para difabel tertentu semisal autisme dengan pekerjaan-pekerjaan sederhana.

"Hal ini agar kawan-kawan kita merasa memiliki muruah dan kebanggaannya karena akan berbeda rasanya bagi kawan-kawan kita antara menerima santunan atau menerima upah," ucapnya.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait dengan kaum difabel, kata Saat, Baznas (Bazis) DKI Jakarta ingin mengembangkan dan memaksimalkan peran dari Kafe Difabis yang dioperasikan oleh kawan-kawan difabel untuk memberikan pemahaman pada masyarakat.

Pasalnya, kata Saat, Kafe Difabis yang saat ini berada di Terowongan Kendal, Jakarta Pusat, saat ini berkembang menjadi lokasi berkumpulnya relawan yang peduli pada kaum difabel seperti sukarelawan yang mengajarkan bahasa isyarat pada pengunjung, sukarelawan pembaca dongeng bagi kaum netra, dan lainnya.

"Kafe ini ke depan akan kami tempatkan di ruang-ruang ketiga, yang terdekat di Kota Tua, agar terjadi pertumbuhan yang inklusif dan juga memancing kesadaran masyarakat dan beberapa usaha sehingga merasa kaum difabel juga bisa bekerja secara setara," ucapnya.

Kafe Difabis ini juga, tambah Saat, akan dimaksimalkan untuk menjadi lokasi pusat informasi lowongan pekerjaan, sampai pusat pengaduan terkait dengan hubungan kerja, terlebih ada kewajiban dalam aturan baru untuk peningkatan kuota pemberian pekerjaan pada kaum disabilitas.

"Jadi, selain memberikan informasi lowongan pekerjaan, juga memberikan advokasi kalau terjadi persoalan hubungan kerja, jadi komunitas ini juga akan menjembatani untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut," ucapnya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022