Singapura (ANTARA) - Yen terus menguat di sesi Asia pada Kamis sore, kembali ke puncak empat bulan terhadap dolar yang dicapai awal pekan ini setelah perubahan mengejutkan bank sentral Jepang (BoJ) terhadap pengendalian imbal hasil obligasi memicu taruhan bullish yen, sementara dolar bergerak lebih rendah secara luas.

Yen naik sekitar 0,5 persen menjadi 131,85 per dolar, setelah melonjak ke level tertinggi empat bulan di 130,58 pada Selasa (20/12/2022) menyusul keputusan BoJ mengizinkan imbal hasil obligasi 10 tahun bergerak 50 basis poin di kedua sisi target 0 persen, lebih lebar dari pita 25 basis poin sebelumnya.

Greenback, yang naik 0,6 persen terhadap yen di sesi sebelumnya, telah gagal memulihkan penurunan 3,8 persen setelah berita pada Selasa (20/12/2022).

"BoJ membuka pintu, tentu saja, untuk melonggarkan kebijakan super longgar lebih lanjut," kata Sean Callow, ahli strategi mata uang senior di Westpac.

"Ini adalah kasus bagaimana aksi harga pada yen? Apakah orang ingin mencoba untuk terus memukul (dolar/yen), setelah menyerap kejutan pada Selasa (20/12/2022)? "

Terhadap euro, yen stabil di 140,34, sementara diperdagangkan di 159,82 per pound. Kedua pasangan mata uang itu bertahan mendekati puncak sekitar tiga bulan yang dicapai pada Selasa (20/12/2022).

Dolar melemah, menyusul kenaikan sentimen risiko setelah data positif menunjukkan kepercayaan konsumen AS naik ke level tertinggi delapan bulan pada Desember karena inflasi turun dan pasar tenaga kerja tetap kuat.

Aussie naik 0,66 persen menjadi 0,6752 dolar AS, sedangkan kiwi naik 0,26 persen menjadi 0,6311 dolar AS.

Euro terakhir diperdagangkan 0,31 persen lebih tinggi pada 1,0638 dolar. Terhadap sekeranjang enam mata uang utama, indeks dolar AS turun 0,3 persen menjadi 103,92.

"Keyakinan kembali ke pasar saat Natal datang lebih awal dalam bentuk lonjakan kepercayaan konsumen AS yang tak terduga dan berbasis luas," kata Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank.

Sterling naik 0,32 persen menjadi 1,2123 dolar, sebagian membalikkan penurunan semalam 0,85 persen.

Pinjaman pemerintah Inggris secara tak terduga melonjak bulan lalu ke level tertinggi untuk rekor November mana pun, angka semalam menunjukkan, menggarisbawahi tantangan bagi perekonomian.

"Angka pinjaman hanyalah pengingat betapa sulitnya posisi Inggris, secara fiskal," kata Callow dari Westpac.

"Di dunia di mana sentimen risiko masih sangat rapuh, mata uang yang negaranya mengalami defisit kembar berisiko dibandingkan negara lain."

Di Asia, yuan di pasar luar negeri sedikit lebih tinggi di 6,9828 per dolar, meskipun sentimen tetap terbebani oleh penyebaran COVID-19 di seluruh negeri.

Perekonomian China sangat dirugikan oleh pembatasan terkait COVID yang ketat, tetapi media pemerintah pada Rabu (21/12/2022) mengutip kabinet yang mengatakan bahwa negara tersebut akan memanfaatkan waktu untuk menerapkan langkah-langkah kebijakan guna mendukung ekonomi, yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan pada awal 2023.


Baca juga: Yen menguat di awal sesi Asia setelah perubahan kebijakan BoJ
Baca juga: Goldman: Dolar AS kemungkinan naik lebih lanjut terhadap yen
Baca juga: Yen mundur setelah perubahan kebijakan BoJ picu lonjakan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022