Padang (ANTARA) - Tingkat kemahiran Bahasa Indonesia siswa SMA sederajat di Sumatera Barat masih belum memuaskan, hanya mencapai kategori semenjana berdasarkan hasil Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI).

"Pada 2022 kita melakukan tes UKBI terhadap 4.294 siswa dari tiga kota dan tujuh kabupaten. Hasilnya masih tingkat semenjana atau menengah bawah," kata Kepala Balai Bahasa Sumatera Barat, Eva Trisna di Padang, Kamis.

Tiga kota dan tujuh kabupaten itu masing-masing Kota Sawahlunto, Padang Panjang dan Kota Solok. Sementara untuk Kabupaten masing-masing Solok, Solok Selatan, Agam, Sijunjung, Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan kabupaten Dharmasraya.

Eva mengatakan hasil tes UKBI memiliki delapan peringkat masing-masing peringkat istimewa dengan skor (725-800), sangat unggul (641-724), unggul (578-640), madya (482-577), semenjana (405-481), marginal (326-404) dan terbatas (251-325).

Baca juga: BBPA: Tes UKBI jadi syarat sidang sarjana mahasiswa USK Banda Aceh

Baca juga: Badan Bahasa : peserta tes UKBI Adaptif capai 10.000 orang


Menurutnya peringkat semenjana bisa dijelaskan sudah bagus digunakan untuk berkomunikasi tetapi belum bisa untuk membuat karya ilmiah.

Idealnya masyarakat Indonesia bisa mencapai peringkat unggul dengan skor (578-640) sementara untuk penutur asing bisa mencapai peringkat madya dengan skor (482-577).

Untuk mencapai hal tersebut Balai Bahasa terus berupaya untuk mensosialisasikan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar bagi masyarakat dan pelajar.

"Kita juga sosialisasikan UKBI adaptif merdeka pada kepala sekolah, guru bahasa Indonesia, dan guru teknologi informatika. Ini untuk bisa mengukur kemampuan berbahasa Indonesia serta menjadi bahan ajar," katanya.

Ia mengatakan sebagian perguruan tinggi sudah menggunakan tes UKBI sebagai salah satu syarat sebelum menyusun proposal penelitian. Hal itu agar penulisan proposal dilanjutkan dengan penulisan skripsi nantinya bisa menggunakan bahasa Indonesia yang benar.

Selain itu Balai Bahasa Sumbar menurutnya juga membuka ruang konsultasi bahasa bagi masyarakat yang membutuhkan. "Kita siap melayani jika ada yang membutuhkan konsultasi," katanya.*

Baca juga: Kemendikbud kembangkan UKBI Adaptif Merdeka bagi difabel

Baca juga: Kemendikbud : Soal UKBI Adaptif sesuai dengan kemahiran peserta

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022