Jakarta (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir di zona hijau pada perdagangan Rabu waktu setempat (4/1/2023), memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London menguat 0,41 persen atau 31,10 poin menjadi menetap di 7.585,19 poin.

Indeks FTSE 100 terangkat 1,37 persen atau 102,35 poin menjadi 7.554,09 poin pada Selasa (3/1/2023), setelah tergelincir 0,81 persen atau 60,98 poin menjadi 7.451,74 poin pada Jumat (30/12/2022), dan bertambah 0,21 persen atau 15,53 poin menjadi 7.512,72 poin pada Kamis (29/12/2022).

Bursa Efek London ditutup pada Senin (2/1/2023) untuk hari libur Tahun Baru.

Ocado Group PLC, sebuah perusahaan yang mendistribusikan berbagai macam produk konsumen ritel dan menyediakan pengiriman ke rumah-rumah melejit 9,03 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan atau blue chips.

Diikuti oleh saham perusahaan pertambangan logam mulia Meksiko yang didirikan di Inggris dan berkantor pusat di Mexico City, Fresnillo PLC melambung 7,30 persen; serta perusahaan rumah mode mewah asal Inggris yang merancang dan mendistribusikan pakaian siap pakai dan alas kaki Burberry Group PLC melonjak 5,56 persen.

Sementara itu, Evraz PLC, perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Disusul oleh saham perusahaan perdagangan dan pertambangan komoditas multinasional Swiss Glencore PLC yang anjlok 6,94 persen; serta perusahaan minyak dan gas multinasional Inggris yang berkantor pusat di London BP PLC kehilangan 3,62 persen.

Baca juga: Saham Inggris dibuka melemah jelang pidato Sunak dan risalah Fed

Baca juga: Saham Inggris berakhir positif, indeks FTSE 100 terangkat 1,37 persen

Baca juga: Saham unggulan Inggris dibuka naik pada hari perdagangan pertama 2023


Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023