Bandung (ANTARA) -
Peneliti Molekular Universitas Padjadjaran (Unpad), Riezki Amalia berhasil menciptakan pereaksi kimia atau reagen tansfeksi dari polimer yang mampu mengantarkan DNA ke dalam sel.

Produk inovasi Riezki ini berbentuk cairan yang dapat menjadi kendaraan untuk mengantarkan DNA ke dalam sel.
 
"Beberapa polimer itu justru menyebabkan kematian sel. Nah, jadi kita harus mengoptimasi bagaimana caranya mampu membawa DNA dengan efektif, tapi tidak menyebabkan kematian sel. Itu yang saya lakukan," kata Riezki Amalia dalam Siniar "Hardtalk, Hasil Riset & Inovasi Unpad" di Bandung, Selasa.
 
Dia mengatakan isu kerusakan lingkungan sering kali dikaitkan dengan limbah plastik yang keberadaannya memang sulit dimusnahkan. Tidak hanya plastik, kain juga menjadi salah satu penyumbang limbah dunia yang sulit diurai.

Baca juga: Peneliti Unpad ciptakan inovasi pakaian tahan api dari serat rami
 
Baik kain atau plastik, keduanya merupakan salah satu jenis dari polimer, sebuah molekul raksasa yang terdiri atas susunan rantai monomer berulang yang diikat melalui proses kimia bernama polimerisasi.
 
Meski sering disinggung atas bahaya dan risikonya, seperti pada penggunaan plastik, polimer ternyata memiliki manfaat lain di bidang farmasi.
 
Riezki mengatakan reagen tansfeksi memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang kesehatan, misalnya pada pembuatan vaksin.

Reagen tansfeksi menjadi bahan baku utama dalam penelitian molekular dan terapan penelitian molekular inilah yang akan membantu tahap produksi pengembangan vaksin yang efektif dan unggul.
 
"Bisa dimanfaatkan oleh industri vaksin nanti, karena vaksin juga ada yang recombinant. Jadi, itu memanfaatkan sel atau bakteri apapun untuk memproduksi protein, bahan baku dari si vaksinnya," kata Riezki.
 
Kepala Laboratorium Biologi Sel dan Molekular di Fakultas Farmasi Unpad ini juga turut menjadi bagian tim validator vaksin COVID-19.
 
Jika dibandingkan dengan reagen tansfeksi yang beredar di luar negeri, reagen tansfeksi buatannya terbilang murah.

Baca juga: Peneliti: Kepatuhan depot air minum penuhi standar mutu masih rendah
 
Biasanya, 400-500 micro atau setara dengan kurang lebih setengah mili reagen tansfeksi dihargai Rp8 juta lebih, produk inovasinya yang bekerja sama dengan PT Prodia Diagnostic Line yang dinamai TranGENE ini dapat mereduksi harga pasaran menjadi Rp4 juta.
 
Perjalanan riset produk yang dihasilkan oleh Riezki sudah berlangsung selama enam tahun terhitung sejak ia menjalani pendidikan S3 di University of Tsukuba, Jepang.
 
Saat itu, ia diminta dosen untuk membuat struktur protein, maka Riezki menggunakan berbagai macam polimer, sebab untuk membeli produk protein yang sudah jadi terbilang mahal.
 
Dari sana, ia kemudian menjadi tahu polimer apa saja yang dapat digunakan dalam formulasi reagen tansfeksi.
 
Awalnya, ia tidak memiliki rencana untuk mengembangkan formulasi yang dibuatnya. Namun, saat temannya dari Vietnam menawari formulasinya untuk dijual dan digunakan di Vietnam, ia kemudian ingin mengembangkannya.
 
Sementara itu, di Indonesia, penelitian terkait molekular belum jadi fokus para peneliti dan pemerintah. Padahal, manfaat dari reagen tansfeksi terbilang banyak.
 
Oleh karena itu, bersama proyek KEDAIREKA yang didukung oleh Kemendikbudristek, ia melakukan survei kepada 100 peneliti di Indonesia untuk mengetahui bagaimana pasar dan kebutuhan atas reagen transfeksi di Indonesia.
   
Reagen transfeksi ini memiliki beragam fungsi yang dapat dimanfaatkan, khususnya untuk riset-riset yang berkaitan dengan kanker, genome editing, ataupun produksi protein dalam jumlah besar. Salah satu yang menarik dan penting, misalnya perannya dalam menganalisis penyebab kanker.
 
Dengan menggunakan reagen tansfeksi, DNA yang dibawa ke dalam sel melalui metode genome editing dapat mengidentifikasi penyebab kanker yang dialami seseorang.
 
Inovasi yang diciptakan Riezki ini menjadikan dia sebagai nominator kategori inovasi teknologi pada Apresiasi Inovasi Unpad tahun 2022.
 
Dia berharap inovasi yang dikembangkannya dapat menebar manfaat meski dalam prosesnya ia kerap mengalami tantangan.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023