Kerja sama MSC dengan pemangku kepentingan Indonesia telah menunjukkan bagaimana kolaborasi antara industri, LSM, dan otoritas pemerintah dapat memajukan gerakan keberlanjutan
Bogor (ANTARA) - Organisasi nirlaba internasional Marine Stewardship Council (MSC) mengapresiasi pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) atas komitmen mendukung keberlanjutan di bidang perikanan.

"Kerja sama MSC dengan pemangku kepentingan Indonesia telah menunjukkan bagaimana kolaborasi antara industri, LSM, dan otoritas pemerintah dapat memajukan gerakan keberlanjutan," kata CEO MSC, Rupert Howes dalam taklimat media yang disampaikan Direktur Program MSC Indonesia, Hirmen Sofyanto kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Selasa.

MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang berfokus pada perikanan berkelanjutan dan melindungi pasokan makanan laut (seafood) untuk masa depan.

MSC peduli terhadap kesehatan lautan dunia dengan menghargai dan mengakui praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan.

Ia menjelaskan dalam kaitan apresiasi dimaksud, MSC menyerahkan penghargaan yang terbuat dari bahan plastik daur ulang kepada KKP setelah upacara selama pertemuan di Provinsi Bali pada 7 Februari 2023.

Sebelum pertemuan, MSC mengadakan sesi presentasi lima perikanan Indonesia yang mengimplementasikan perbaikan perikanan di bawah "Pathway to Sustainability Project" kepada lebih dari 60 staf MSC dari kawasan Asia Pasifik dan Amerika.

Sesi ini menyoroti kolaborasi antara perikanan, KKP dan MSC menuju praktik perikanan berkelanjutan. Perikanan berkelanjutan mencakup stok ikan yang sehat, meminimalkan dampak dan pengelolaan yang efektif.

Lima perikanan yang telah didukung oleh MSC dan KKP adalah kepiting rajungan di Pulau Madura, Jawa Timur oleh Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI), udang di Kalimantan Selatan oleh PT Sekar Laut Tbk., kepiting bakau di Pulau Kei, Provinsi Maluku, oleh Yayasan WWF-Indonesia, kerapu kakap di Teluk Saleh oleh Rekam Nusantara di Nusa Tenggara Barat, dan tuna sirip kuning dan cakalang oleh Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI).

Ia menjelaskan masing-masing perikanan mempresentasikan perjalanan, tantangan, dan pencapaian besar sejak awal program.

Perikanan tersebut merupakan bagian dari kerja sama MSC dengan KKP berdasarkan nota kesepahaman (MoU) yang disepakati untuk pengembangan produk kelautan dan berkelanjutan Indonesia.

Kesepakatan formal dimulai pada 2019 yang kemudian berlanjut ke periode kedua pada 2022-2025.

MoU kedua menargetkan MSC bersama pemerintah dan pemangku kepentingan, akan fokus pada program peningkatan perikanan nasional untuk perikanan prioritas seperti tuna, kepiting lumpur, kepiting, udang, cumi-cumi, ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.

Program MSC dalam pengembangan kelautan dan perikanan di Indonesia, katanya, bertujuan untuk mendukung percepatan kemajuan perikanan dan pemasaran produk perikanan berkelanjutan di Indonesia melalui peningkatan Program Peningkatan Perikanan nasional dan dengan meningkatkan aksesibilitas pemasaran produk perikanan berkelanjutan.

Protein utama

Sementara itu Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Dr Mohammad Zaini mengatakan hasil laut merupakan sumber protein utama bagi konsumsi lokal dan ketahanan pangan serta kontributor utama produk ekspor.

"Oleh karena itu, pengelolaan perikanan Indonesia juga harus memperhatikan kesehatan stok dan ekosistem laut yang merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dunia," katanya.

Ia mengatakan KKP dan MSC bekerja sama dengan pemangku kepentingan dari nelayan, pemerintah, ilmuwan, dan bisnis di tingkat lokal dan global untuk mendukung visi "Ekonomi Biru".

Kelima perikanan yang dipresentasikan dalam pertemuan itu, kata dia, telah menunjukkan peningkatan signifikan yang perlu dilanjutkan untuk mencapai tujuan akhirnya.

Sedangkan CEO MSC, Rupert Howes menambahkan meskipun tantangan yang berbeda terjadi pada setiap
perikanan, dengan program MSC "Pathway to Sustainability" perikanan memiliki insentif dan ruang untuk bekerja dengan keahlian dan mitra strategis.

Ia mengatakan standar MSC adalah tolok ukur yang diakui secara global untuk penangkapan ikan berkelanjutan.

Sepanjang kerja sama dengan para pihak di Indonesia, kata dia, MSC terus proses memfasilitasi pemahaman antarpihak tentang perikanan di Indonesia, mulai dari komoditas perikanan, armada, penangkapan ikan, rantai pasok, dan harga, serta pasar domestik dan internasional.

Berbagai kegiatan tersebut mencakup bimbingan teknis, pertemuan bisnis dan peningkatan kesadaran tentang pengelolaan perikanan berkelanjutan dan produk berkelanjutan, demikian Rupert Howes.

Baca juga: KKP-MSC lanjutkan kerja sama perikanan berkelanjutan periode kedua

Baca juga: Direktur MSC apresiasi tekad Indonesia dukung perikanan berkelanjutan

Baca juga: Gandeng IPB, MSC susun modul pelatihan standar perikanan berkelanjutan

Baca juga: KKP-DKP se-Indonesia sinergi pengembangan perikanan berkelanjutan

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023