Moskow (ANTARA) - Rubel melemah pada awal perdagangan Rabu, karena mata uang Rusia itu kehilangan dukungan dari periode pajak yang menguntungkan dan tetap di bawah tekanan dari risiko pembatasan Barat pada ekspor energi Moskow yang mengurangi pendapatan mata uang asingnya.

Pada pukul 07.10 GMT, rubel melemah 0,3 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 75,20 dan telah kehilangan 0,5 persen untuk diperdagangkan pada 79,82 versus euro. Rubel telah turun 0,8 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan di 10,86.

Rubel sekarang telah kehilangan dukungan pembayaran pajak akhir bulan, ketika eksportir biasanya mengubah pendapatan mata uang asing mereka, meningkatkan permintaan untuk rubel, dikutip dari Reuters.

Perusahaan minyak Rusia harus mendapatkan keuntungan dari devaluasi rubel secara bertahap, yang mencapai tertinggi tujuh tahun musim panas lalu, karena mereka membayar pajak dan bea berdasarkan harga dolar, tetapi biaya operasi sebagian besar ditetapkan dalam rubel, kata BCS World of Investments dalam sebuah catatan.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan pada 84,10 dolar AS per barel, mendukung indeks saham Rusia.

Indeks RTS berdenominasi dolar terdongkrak 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 947,10 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel terangkat 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 2.260,7 poin, tertinggi dalam lebih dari dua minggu.

Kementerian Keuangan Rusia akan mengadakan dua lelang obligasi pemerintah OFZ pada Rabu.

Baca juga: Rubel Rusia melemah terhadap dolar saat periode pajak capai puncaknya
Baca juga: Rubel Rusia meluncur ke terendah 10-bulan dalam perdagangan ringan
Baca juga: Rubel Rusia menguat tetapi dibatasi ancaman sanksi baru

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023