London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir di wilayah negatif pada perdagangan Rabu waktu setempat (15/3/2023), berbalik arah dari keuntungan sehari sebelumnya, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 3,83 persen atau 292,66 poin menjadi menetap di 7.344,45 poin.

Indeks FTSE 100 terkerek 1,17 persen atau 88,48 poin menjadi 7.637,11 poin pada Selasa (14/3/2023), setelah tergelincir 2,58 persen atau 199,72 poin menjadi 7.548,63 poin pada Senin (13/3/2023), dan jatuh 1,67 persen atau 131,63 poin menjadi 7.748,35 poin pada Jumat (10/3/2023).

Dari 100 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks FTSE 100, hanya empat saham yang berhasil mencatat keuntungan, sementara 95 saham menderita kerugian dan satu saham diperdagangkan tidak berubah.

Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan asuransi multinasional Inggris Prudential PLC yang terpuruk 12,43 persen; serta perusahaan perdagangan dan pertambangan komoditas multinasional Swiss Glencore PLC tergelincir 10,72 persen.

Sementara itu, United Utilities Group PLC, sebuah jaringan utilitas yang menawarkan layanan air bersih dan pengolahan air limbah di Inggris Raya terangkat 0,96 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan investasi dan pengembangan properti Inggris yang berfokus pada ruang bisnis fleksibel di pinggir kota SEGRO PLC bertambah 0,31 persen; serta perusahaan pertambangan logam mulia Meksiko yang didirikan di Inggris Raya dan berkantor pusat di Mexico City, Fresnillo PLC, menguat 0,14 persen.

Baca juga: Saham Prancis ditutup di zona merah, indeks CAC 40 anjlok 3,58 persen
Baca juga: Saham di Jerman berbalik melemah, indeks DAX 40 terjungkal 3,27 persen
Baca juga: Saham Asia menguat, kekhawatiran bunga Fed dan krisis bank memudar

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023