London (ANTARA) - Saham-saham di bursa Inggris berakhir lebih tinggi pada perdagangan Jumat waktu setempat (21/4/2023), memperpanjang keuntungan untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London bertambah 0,15 persen atau 11,52 poin menjadi menetap di 7.914,13 poin.

Indeks FTSE 100 terkerek 0,05 persen atau 3,84 poin menjadi 7.902,61 poin pada Kamis (20/4/2023), setelah merosot 0,13 persen atau 10,67 poin menjadi 7.898,77 poin pada Rabu (19/4/2023), dan menguat 0,28 persen atau 29,93 poin menjadi 7.909,44 poin pada Selasa (18/4/2023).

Smith & Nephew PLC, juga dikenal sebagai Smith+Nephew, sebuah perusahaan manufaktur peralatan medis multinasional Inggris yang berkantor pusat di Watford, terangkat 2,53 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan atau blue chips.

Baca juga: Saham Inggris berbalik menguat, indeks FTSE 100 terkerek 0,05 persen

Diikuti oleh saham perusahaan ritel pakaian, alas kaki, dan produk rumah tangga multinasional Inggris Next PLC yang meningkat 2,32 persen; serta perusahaan distributor produk industri dan elektronik yang berbasis di London, RS Group PLC (sebelumnya Electrocomponents PLC) juga menguat 2,32 persen.

Sementara itu, Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Disusul oleh saham perusahaan pertambangan multinasional yang tercatat di Inggris dengan kantor pusat di London, Anglo American PLC, terperosok 5,95 persen; serta perusahaan pertambangan yang berfokus pada pertambangan aluminium, borat, tembaga, emas, bijih besi, timah, perak, timah, uranium dan bahan baku titanium Rio Tinto PLC anjlok 5,71 persen.

Baca juga: Saham Inggris dibuka turun, indeks FTSE 100 terseret ekuitas komoditas

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023