Kiev (ANTARA) - Militer Ukraina bertekad pada Selasa (2/5) untuk tidak menyerahkan kota yang telah luluh lantak di bagian timur, Bakhmut, saat mereka mempersiapkan diri untuk meluncurkan serangan balik yang telah lama dijanjikan guna melawan pasukan Rusia.

Komandan Angkatan Darat Ukraina Jenderal Oleksandr Syrskyi menekankan pentingnya Kiev untuk terus mempertahankan Bakhmut saat persiapan berlanjut untuk serangan balik yang diharapkan akan mengubah dinamika perang.

Pertempuran di Bakhmut telah menjadi kepentingan yang simbolik bagi kedua belah pihak, dengan Ukraina masih memegang kendali sebagian dari kota setelah berbulan-bulan bertarung sengit melawan tentara reguler Rusia dan pasukan bayaran Wagner.

"Bersama-sama dengan para komandan, kami telah menentukan sejumlah keputusan yang dibutuhkan untuk memastikan pertahanan efektif dan menimbulkan kerugian maksimal bagi musuh," kata Syrskyi dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah kunjungan kepada tentara di Bakhmut.

"Kami akan melanjutkan, meski semua perkiraan dan nasihat yang diberikan, untuk mempertahankan Bakhmut, menghancurkan Wagner dan unit berkapasitas tempur lainnya dari tentara Rusia," katanya, menambahkan.

Syrskyi pada Senin (1/5) menyatakan bahwa unit-unit Ukraina telah menyingkirkan pasukan Rusia dari sejumlah posisi di Bakhmut.

Baca juga: Rusia tingkatkan serangan udara di Bakhmut

Wakil menteri pertahanan Ukraina Hanna Malyar mengemukakan kendali dari beberapa bagian di Bakhmut telah berpindah tangan.

"Ada posisi yang gagal dipertahankan, dan posisi di mana kami berhasil mengusir musuh. Pertarungan sengit berlanjut, dan saat ini, kota itu dikuasai oleh angkatan bersenjata kami," katanya kepada saluran televisi WeUkraine.

Unit Wagner pada Selasa merangsek maju sejauh 160 meter ke sejumlah arah, kata pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin dalam aplikasi pesan Telegram, mengulangi klaim bahwa pasukan Ukraina hanya menguasai daerah seluas kurang dari 3 kilometer persegi di Bakhmut.

Prigozhin juga mengulangi keluhannya bahwa Moskow tidak memasok pasukannya dengan amunisi yang cukup.

Rusia melihat Bakhmut, yang dulu memiliki populasi hingga 70.000 orang, sebagai batu loncatan untuk menyerang kota-kota Ukraina lainnya.

Gedung Putih pada Senin menyatakan Rusia telah banyak kehilangan persediaan militer serta jumlah pasukannya, dengan diperkirakan sebanyak 100.000 tentara Rusia tewas atau terluka di Ukraina selama lima bulan terakhir, menurut estimasi badan intelijen Amerika Serikat.

Reuters tidak dapat memverifikasi situasi medan pertempuran, serta tidak dapat memverifikasi secara independen angka yang disebut oleh Gedung Putih itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Grup Wagner Rusia kuasai dua area di Bakhmut

Baca juga: Rusia sebut pasukannya rebut lebih banyak wilayah Bakhmut

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023