Secara global, Indonesia telah menjadi pasar IPO paling populer saat ini. Jumlah IPO di Indonesia melebihi Hongkong, juga melebihi AS, dan itu belum pernah terjadi sebelumnya
Jakarta (ANTARA) - Head of Equity Strategy Asia Pacific HSBC Herald van der Linde mengatakan, Indonesia saat ini tengah menjadi pasar paling berkembang bagi perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO).

“Secara global, Indonesia telah menjadi pasar IPO paling populer saat ini. Jumlah IPO di Indonesia melebihi Hongkong, juga melebihi AS, dan itu belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Herald di Jakarta, Senin.

Menurutnya, tren IPO tersebut disebabkan oleh lahirnya banyak bisnis-bisnis kecil (small business) di pasar Indonesia. Ia juga memproyeksikan pertumbuhan itu masih akan terus berlanjut beberapa kuartal ke depan.

Kendati demikian, berkembangnya pasar IPO Indonesia masih belum dapat dikatakan berpotensi menyaingi pasar China sebagai pemegang predikat negara yang mendominasi pasar IPO global. Hal itu dikarenakan perbedaan skala ekonomi yang signifikan antara kedua negara Asia tersebut.

“Namun kita tidak bisa membandingkan ukuran pasar IPO Indonesia dengan China, karena jelas mereka lebih unggul dari segi skala perekonomiannya. Geliat IPO di Indonesia mulai terlihat berpotensi sejak digalakannya Electrical Vehicle (EV) supply chain ke Indonesia,” ujar Herald dalam forum “Asia Outlook 2023” yang diadakan Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) secara daring.

Adapun pasar IPO Asia Tenggara tercatat 1,45 miliar dolar AS dalam rentang waktu Januari hingga Maret.

Lebih lanjut, Herald menjelaskan, salah satu sektor yang menarik perhatian para investor di Indonesia adalah sektor baterai untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) atau Electrical Vehicle (EV). Indonesia sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia telah menarik produsen mobil seperti Hyundai Motor dan Mitsubishi Motors untuk mendirikan pabrik lokal guna memastikan pasokan yang berkelanjutan.

Ketertarikan para investor terhadap industri nikel itu selaras dengan visi pemerintah Indonesia untuk mengembangkan rantai pasokan KBLBB guna mencapai nol emisi karbon (net zero emmisions) pada 2060.

Sebelumnya, perusahaan nikel Indonesia PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau juga dikenal sebagai Harita Nickel resmi mencatatkan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan penawaran Rp1.250 per lembar saham pada 12 April lalu. Kemudian, langkah tersebut diikuti oleh produsen lain, yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk yang membuka penawaran Rp795 per lembar saham pada 18 April 2023.

Baca juga: BEI : 16 perusahaan beraset di atas Rp250 miliar antre IPO
Baca juga: BEI cetak rekor tertinggi IPO sejak privatisasi 1992
Baca juga: Pasar IPO hampir terhenti, pemimpin bursa perkirakan "booming" di 2023

 

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023