Karena kehadirannya juga bisa mengembangkan ekonomi masyarakat setempat....
Ambon (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Maluku Meykal Pontoh menyatakan sangat mendukung apabila ada daerah ingin berinovasi dalam mengembangkan wisata di wilayahnya.

"Kami sangat mendukung jika ada daerah-daerah yang mau membangun wilayahnya menjadi pusat wisata, baik itu wisata bahari, budaya maupun religi," kata Meykal Pontoh, di Ambon, Kamis.

Ia mengaku, salah satunya seperti usulan dari Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) terkait dengan akan diadakan wisata religi di wilayah tersebut.

Dia mengatakan, MBD menilai perjalanan masuknya agama Kristen Protestan dan Katolik di kabupaten bertajuk "Kalwedo" itu memiliki sejarah, yang dapat menarik wisatawan lokal hingga mancanegara untuk mempelajarinya.

"Ini masih sebatas usulan. Tapi kami sangat mendukung untuk itu terwujud. Karena kehadirannya juga bisa mengembangkan ekonomi masyarakat setempat," ujarnya lagi.

Meykal mencontohkan, seperti di Kota Yerusalem. Kota yang berada di Israel ini mempunyai objek wisata sejarah perjalanan Yesus Kristus berada. Oleh karena itu, wisatawan yang menuju Yerusalem belajar tentang napak tilasnya Yesus Kristus.

"Jadi cerita-cerita sejarah itulah yang menarik wisatawan. Kalau pun di MBD bisa menghadirkan itu, kami mendukung sekali. Jadi wisata tidak selamanya tentang pemandangan, tapi juga tentang sejarah,” katanya pula.

Menurutnya, tidak hanya di MBD, inovasi untuk mengembangkan wisata religi juga bisa dibuat oleh daerah-daerah lain.

Misalnya seperti di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Pemerintah setempat dapat mengembangkan wisata religi masuknya Islam di dataran Jazirah Leihitu.

"Supaya jangan hanya soal wisata pantai atau wisata alam lainnya. Dengan wisata religi, ilmu pengetahuan bisa lebih diperdalam lagi tentang sejarah-sejarah di Maluku," ujar Meykal.
Baca juga: Dispar SBB promosikan objek wisata pulau Tujuh Alang Asaude Maluku
Baca juga: Gubernur Maluku minta pukul manyapu jadi agenda wisata nasional


Pewarta: Winda Herman
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023