Sebenarnya ambil miqot di Bir Ali, tetapi karena sakit dan dibawa menggunakan ambulans, maka lebih aman niatnya di KKHI
Madinah (ANTARA) - Bagi calon haji (calhaj) yang dalam kondisi sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, maka mereka memakai pakaian ihram dan melafalkan niat sejak sebelum diberangkatkan ke Mekkah.

"Sebenarnya ambil miqot di Bir Ali, tetapi karena sakit dan dibawa menggunakan ambulans, maka lebih aman niatnya di KKHI," kata Konsultan Ibadah Wazir Ali saat mendampingi seorang pasien sakit di KKHI Madinah sebelum diberangkatkan ke Mekkah, Jumat.

Bahkan sebelum berangkat, jamaah diharapkan masih mampu melaksanakan shalat sunah ihram, setelah itu baru mengucapkan niat bersyarat atau isytirath.

Niat isytirath dilakukan bagi calhaj sakit karena jika sewaktu-waktu ada penghalang di perjalanan atau di Mekkah untuk meneruskan manasik umrahnya, maka boleh tahalul menyudahi ihramnya dan tidak dikenai dam.

Baca juga: Jamaah Indonesia di Madinah bergerak menuju Mekkah mulai 1 Juni

Untuk kenyamanan, maka dikeluarkan blanko yang ditandatangani oleh pasien atau keluarga pasien dan konsultan ibadah haji, sebagai bukti atau pegangan.

Adanya blangko tersebut untuk mengantisipasi jika calhaj dirawat di klinik di rumah sakit di Mekkah, maka dengan sudah niatnya isytirath dan calhaj belum Tawaf dan Sa’i, maka nanti umrahnya dicover dengan haji, jadi niat ihram Qiran, membarengkan niat haji dan umrah sekaligus, tetapi membayar dam.

"Ihram sebelum miqat bagi sebagian ulama memperbolehkan bagi kasus tertentu," jelas Wazir Ali.

KKHI mencatat hingga Jumat (9/6), ada 13 pasien calon haji Indonesia yang perlu dievakuasi atau diberangkatkan ke Mekkah.

Baca juga: Jamaah haji tak perlu khawatir dengan keamanan paspor menuju Mekkah

Seluruhnya akan diberangkatkan secara bergilir menggunakan ambulans, tiap hari ada dua kali pemberangkatan dan diperkirakan evakuasi calhaj sakit akan berlangsung sampai tanggal 16 Juni.

Pada Jumat (9/6) merupakan awal dilakukan evakuasi calon haji yang sakit KKHI Madinah menuju Mekkah. Jumat pagi ada dua calhaj sakit dan satu pendamping, sedangkan Jumat malam diberangkatkan tiga pasien.

Dokter penanggung jawab evakuasi jamaah KKHI Madinah dr Riko Ade Putra mengatakan dalam sehari ini ada dua kali pemberangkatan karena mobil ambulans hanya satu.

"Perjalanan dari Madinah ke Mekkah dibutuhkan 5 jam, pulang pergi 10 jam, belum lagi istirahat, sehingga sehari hanya dua pemberangkatan pagi dan malam," ujar Rikho.

Pasien yang dievakuasi paling banyak mengalami sakit jantung dan paru-paru, dan semuanya adalah lansia.

Baca juga: Dua calon haji Trenggalek batal berangkat ke Tanah Suci karena sakit

Pewarta: Nur Istibsaroh
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023