Jakarta (ANTARA) - PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk. (PT TKDN) bekerja sama dengan O-CITY, penyedia pengumpulan tarif otomatis dari BPC, menghadirkan sistem manajemen armada (Fleet Management System) dengan Account Based Ticketing (ABT) pertama di Indonesia.

"Kami sangat antusias tentang potensi proyek ini untuk mengubah jaringan transportasi kita, menjadikannya lebih efisien, mudah diakses, dan inklusif untuk semua orang," ujar Presiden Direktur PT TKDN David Santoso dalam rilis pers, Rabu.

Sistem ABT dari O-CITY memungkinkan masyarakat untuk dapat menggunakan berbagai metode pembayaran, termasuk open-loop, closed-loop, QR-code dan dompet digital sehingga menghadirkan tingkat kenyamanan baru.

Berkolaborasi dengan PT TKDN, sistem ABT dari O-City menjadi evolusi sistem pengumpulan tarif (tiket), dari tiket berbasis kartu menjadi berbasis akun yang terintegrasi dan terpersonalisasi.

Baca juga: Jaklingko sosialisasikan kartu dan aplikasi antarmoda ke masyarakat

Dengan sistem manajemen armada berbasis ABT, sebuah kartu bisa dikenali kepemilikannya dengan cara didaftarkan melalui aplikasi sehingga segala transaksi pengguna bisa dicatat dan terdokumentasikan serta bisa memberikan pilihan tarif terbaik yang sesuai dengan kebiasaan pengguna dalam bermobilitas menggunakan transportasi umum ataupun saat menggunakan aplikasi.

Solusi tiket seperti itu diyakini akan merevolusi infrastruktur transportasi Indonesia sekaligus memperluas jangkauan layanan PT TKDN di semua aspek mobilitas, termasuk transportasi yaitu angkutan umum massal, perparkiran, sistem jalan berbayar, dan otomatisasi gerbang tol.

PT TKDN bertujuan untuk memperkenalkan solusi pemungutan tarif itu ke seluruh negeri dan mendorong negara untuk menjadi multi-penyedia layanan kota yang penting.

“Sistem pembayaran merupakan salah satu yang bisa ditingkatkan pada sistem transportasi saat ini. Sistem yang terintegrasi dan terpersonalisasi akan memudahkan tak hanya bagi pemerintah dan operator, tapi, juga penumpang," kata David.

Wakil direktur senior solusi kota pintar dan transportasi di penyedia layanan pembayaran global BPC, Tokhir Abdukadyrov, mengatakan sistem itu merupakan inisiatif yang akan mendorong mobilitas negara ke depan, meningkatkan infrastruktur transportasi Indonesia di semua bidang, mulai dari transportasi umum hingga parkir, tol, dan lainnya.

"Dengan demikian, kami membawa komuter lebih dekat ke ekosistem kota pintar," kata Abdukadyrov.

Sistem ABT memiliki beberapa fitur utama, antara lain tarif terpusat yang menghitung tiket berdasarkan parameter seperti kategori pelanggan, tanggal dan waktu, operator layanan, dan jumlah transaksi. Selain itu, sistem juga menyediakan produk atau langganan prabayar yang memungkinkan pengguna membeli produk dengan kartu sebagai pembayaran sehari-hari.

Distribusi subsidi juga dilakukan berdasarkan profil pelanggan sehingga potongan tarif dapat diberikan secara efisien dan transparan. Selain itu, pengguna dapat merencanakan perjalanan dan melacak transportasi umum menggunakan aplikasi seluler yang memberikan informasi tentang rute dan waktu kedatangan.

Tersedia pula portal dan aplikasi yang membantu mengelola aturan tarif, rute, inventaris, laporan, dan analisis, serta mendukung penggunaan oleh banyak pengguna dengan berbagai bahasa.

Baca juga: Tiket terintegrasi permudah penggunaan transportasi publik

Baca juga: DKI perbarui sistem tiket TransJakarta untuk integrasi tarif

Baca juga: Kemenhub sebut LRT Jabodebek dalam tahap "test commissioning"

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023