Banda Aceh (ANTARA) - UPTD Museum Aceh memiliki ruangan khusus yang memamerkan tentang sejarah perjuangan rakyat Aceh saat berperang melawan penjajahan Belanda sejak 1873 hingga masa kemerdekaan.

"Museum Aceh juga memamerkan semua yang berkaitan dengan sejarah perjuangan rakyat Aceh melawan Belanda, dari pertama Belanda masuk Aceh," kata Kepala TU UPTD Museum Aceh Nur Hasanah, di Banda Aceh, Rabu.

Ruangan khusus yang memamerkan sejarah rakyat Aceh melawan Belanda itu berada di lantai tiga gedung pameran Temporer UPTD Museum Aceh, dan itu merupakan tempat pameran tetap.

Nur Hasanah menyampaikan Museum Aceh menampilkan semua tentang tokoh perang gerilya Aceh melawan Belanda seperti Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Cut Meutia dan lainnya.

Baca juga: Pengunjung Museum Tsunami Aceh saat libur Lebaran capai 10.031 orang

Baca juga: Menparekraf dukung kehadiran Museum Abdullah Muzakkir Walad


Tak hanya pahlawan Aceh, kata Nur Hasanah, di sana juga dipamerkan foto-foto Jenderal Belanda yang berkuasa hingga panglima perang Belanda.

"Foto perjuangan, peperangan, pahlawan Aceh, Jenderal Belanda yang berkuasa di Aceh, kemudian panglima perang mereka semua dipamerkan. Di sana kita juga tampilkan timeline informasinya," ujarnya.

Selain itu, di ruangan tersebut menampilkan berbagai peralatan perang yang digunakan pejuang Aceh masa penjajahan Belanda, seperti pedang, rencong, tombak, perisai dan lain sebagainya.

"Bahkan, juga ada hikayat perang sabil yang berguna sebagai pembangkit para pejuang Aceh untuk semangat atau heroik melawan Belanda," katanya.

Nur Hasanah menuturkan semua itu ditampilkan sebagai salah satu pemberian edukasi kepada masyarakat terutama pelajar terhadap perjuangan rakyat Aceh dari masa penjajahan Belanda hingga kemerdekaan.

"Museum memberikan informasi kepada masyarakat yang memang membutuhkan pemahaman tentang sejarah Aceh," demikian Nur Hasanah.*

Baca juga: USK kenalkan kondisi ekosistem Seulawah Aceh lewat museum digital

Baca juga: Pemerintah Aceh digitalisasi 3.530 koleksi bersejarah Museum Aceh

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023