Jakarta (ANTARA) -
Pustakawan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Luthfiati Makarim mengatakan seluruh pustakawan di Indonesia harus bangga dan percaya diri dengan profesinya
 
“Kita adalah orang-orang yang unik dan berperan dalam masyarakat, kita harus bangga dan percaya diri memiliki profesi sebagai pustakawan, karena seorang pustakawan hebat itu bisa membawa pengaruh besar dalam kemajuan peradaban dunia,” kata Luthfiati pada Sarasehan Kepustakawanan dalam rangka Hari Pustakawan Nasional. yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
 
Ia mengatakan, sudah banyak bukti di negara maju, di mana masyarakatnya mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik, salah satunya karena ada peran pustakawan yang mengelola perpustakaan dengan baik.
 
“Laura Bush, istri mantan Presiden Amerika Serikat George Bush, adalah seorang sarjana ilmu perpustakaan, dan dia turut melahirkan kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang perpustakaan, yang membuat perpustakaan di Amerika Serikat maju,” katanya.

Baca juga: Kepala Perpusnas ajak pustakawan pimpin Indonesia jadi negara produsen
 
Luthfiati memotivasi para pustakawan di Indonesia untuk menjadi lebih baik dengan determinasi diri, yakni menentukan dan menetapkan diri untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai saat menjadi pustakawan.
 
“Sebagai pustakawan kita harus mempunyai determinasi diri tinggi, yakni mengenal diri dengan baik, tahu apa yang harus dilakukan, siap memperbaiki dan meningkatkan kemampuan diri, dan saat dihadapkan kepada masalah, kita tahu bagaimana menyelesaikannya, dan apabila melakukan kesalahan, kita siap memperbaikinya,” kata dia.
 
Menurut dia, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh pustakawan di era digital dan kecerdasan buatan, pertama yakni perubahan peran, dari pengelola koleksi menjadi fasilitator pembelajaran dan pengelola pengetahuan, kedua yakni perubahan koleksi, di mana perpustakaan tradisional bergeser dari koleksi fisik menjadi koleksi digital.
 
Tantangan berikutnya yakni pengelolaan big data, di mana era digital menghasilkan jumlah data yang besar dan kompleks, sehingga pustakawan perlu mengembangkan keterampilan dalam pengumpulan, pengorganisasian, dan analisis data agar bisa memberikan layanan yang relevan kepada pemustaka, dan terakhir yakni peningkatan literasi digital.

Baca juga: Perpusnas: Sertifikasi pustakawan penting untuk jaga profesionalitas

"Dalam rangka meningkatkan literasi digital, pustakawan perlu terlibat aktif mengajarkan keterampilan pencarian informasi, evaluasi, dan penggunaan sumber daya digital secara tepat," kata dia.
 
Namun, di balik tantangan tersebut, ia mengatakan bahwa akan muncul berbagai peluang yang dapat meningkatkan kompetensi pustakawan, yakni akses penggunaan teknologi digital dan kecerdasan buatan yang lebih luas ke sumber daya informasi, dan pemanfaatan teknologi tersebut untuk memperbaiki efisiensi dan kualitas layanan perpustakaan.
 
Luthfiati menyebutkan saat ini jumlah perpustakaan di Indonesia sebanyak 164.410 unit, dengan jumlah pustakawan sebanyak 15.766 orang. Dari jumlah tersebut, ada 3.217 pustakawan yang telah mengikuti sertifikasi profesi, dan 2.187 di antaranya dinyatakan kompeten.
 
“Masih ada 1.030 pustakawan peserta sertifikasi profesi yang belum kompeten. Ini tugas penting untuk kita, karena permintaan pustakawan juga terus meningkat, dan minat terhadap pustakawan Indonesia ini juga semakin tinggi mengingat era digital terus berkembang,” tuturnya.

Baca juga: Pustakawan harus menguasai berbagai ilmu pengetahuan
 
Ia menekankan pentingnya para pustakawan untuk bangga dan memiliki kesadaran diri (self-awareness) yang tinggi, serta terus meningkatkan kompetensi melalui sertifikasi dan peningkatan kemampuan di bidang literasi digital.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023