Palangka Raya (ANTARA) - Penjual bendera Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dalam kegiatan Kalteng Bersholawat yang digelar di halaman Kantor Pemerintah Provinsi Kalteng raup keuntungan jutaan rupiah dalam kegiatan tersebut.

"Saya sengaja datang ke acara Kalteng Bersholawat yang dihadiri Habib Syech hanya untuk menjual bendera gambar habib ada lampunya dan karpet alas duduk saat ini sudah mendapatkan keuntungan jutaan rupiah," kata M Arsad warga Kalimantan Selatan di Palangka Raya, Jumat malam.

Dia menjelaskan, untuk satu harga bendera dan di variasi dengan lampu tersebut dijual kepada ribuan masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut per satu batangnya seharga Rp25 ribu.

Sedangkan untuk karpet alas duduk dijual dengan harga Rp10 ribu per satu karpetnya. Apalagi pada kegiatan tersebut cuaca Kota Palangka Raya diguyur hujan dan lapangan yang di sediakan untuk masyarakat sebagian becek, sehingga masyarakat mau tidak membeli karpet tersebut.

"Alhamdulillah dari kegiatan Kalteng Bersholawat kita pedagang kecilan seperti ini mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan," katanya.

Sementara itu Yadi yang juga menjual hal serupa juga mengalami hal yang sama, dirinya datang ke lokasi Kalteng Bersholawat sudah dari sore hari sudah banyak masyarakat yang membeli dagangannya.

Bahkan menjelang kegiatan mulai, dagangannya seperti bendera Habib Syech laku keras dibeli masyarakat.

"Kami rombongan dari Kota Banjarmasin sengaja datang ke Kota Palangka Raya hanya untuk berjualan seperti ini, karena kami mengetahui kalau beliau mengisi acara sholawatan pasti banyak masyarakat yang hadir," ucapnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan yang di hadiri Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan Wakilnya Edy Pratowo beserta ribuan masyarakat Kota Palangka Raya melantunkan sholawat yang dipimpim Habib Syech.

Bahkan masyarakat yang hadir dalam acara tersebut rela berhujan-hujan hanya untuk ikut bersholawat bersama Habib Syech yang memiliki karismatik, sehingga umat muslim di 'Kota Cantik' julukan Palangka Raya berbondong-bondong datang menyaksikan.

 

Pewarta: Adi Wibowo
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023