Sydney (ANTARA) - Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers mengatakan pada Minggu (16/7) bahwa angka pengangguran di negaranya diperkirakan akan meningkat setelah 48 tahun berada di level sangat rendah.

Kenaikan itu dipicu oleh peningkatan suku bunga dan perlambatan ekonomi global.

"Sejalan dengan perkiraan bank sentral dan Departemen Keuangan di mana inflasi pada bulan-bulan mendatang berada di level moderat, maka pengangguran dinilai akan meningkat," ujar Chalmers kepada Australian Broadcasting Corp.

Di tengah tingkat inflasi yang masih tinggi, tingkat pengangguran pada Mei menurun menjadi 3,6 persen, meski para analis memperkirakan angkanya tetap 3,7 persen.

Bank sentral negara itu, Reserve Bank of Australia (RBA), mengatakan tingkat pengangguran perlu dinaikkan hingga 4,5 persen --masih jauh di bawah level sebelum pandemi-- untuk mengembalikan keseimbangan perekonomian.

Tingkat pengangguran diperkirakan meningkat "sedikit ketika ekonomi melambat akibat peningkatan suku bunga dan ketidakpastian perekonomian global," kata Chalmers sebelum menghadiri pertemuan menteri keuangan dan bank sentral G20 di India bersama Gubernur RBA Philip Lowe.

RBA pada bulan ini mempertahankan suku bunga tunai (cash rate) pada 4,10 persen --angka tertinggi selama 11 tahun-- setelah menaikkan suku bunga sebesar 400 basis poin sejak Mei tahun lalu.  Bank sentral itu juga memperingatkan bahwa pengetatan mungkin perlu terus dilakukan.

Keputusan itu diambil setelah data dari Biro Statistik Australia pada Juni menunjukkan ekonomi Australia tumbuh paling lambat pada kuartal terakhir dalam 1,5 tahun, sedangkan tanda-tanda baru menunjukkan ekonomi akan terus melemah di masa mendatang.

Sumber: Reuters

Baca juga: Inflasi Australia melonjak lagi, bakal banyak kenaikkan suku bunga
Baca juga: Australia pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi, belanja konsumen turun

Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023