MSC menetapkan standar berbasis sains dan diakui secara global terhadap penangkapan ikan serta keterlacakan makanan laut yang berkelanjutan
Bogor (ANTARA) - Organisasi nirlaba internasional Marine Stewardship Council (MSC) terus berupaya meningkatkan pemahaman sertifikasi bagi pemangku kepentingan untuk perikanan yang berkelanjutan.

"MSC menetapkan standar berbasis sains dan diakui secara global terhadap penangkapan ikan serta keterlacakan makanan laut yang berkelanjutan," kata Direktur Program MSC Indonesia Hirmen Syofyanto dalam taklimat media di Bogor, Jawa Barat, Senin.

Ia menjelaskan meningkatnya permintaan pasar terhadap produk makanan laut (seafood) berkelanjutan selama beberapa tahun terakhir membawa angin segar bagi Indonesia sebagai negara produsen produk perikanan terbesar kedua di dunia.

Hal ini, kata dia, diimbangi pula dengan bertambahnya industri yang mulai masuk ke dalam program perbaikan perikanan menuju sertifikasi MSC.

Ia menambahkan melalui perjanjian kerja sama di bawah MoU dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, MSC memiliki rencana kerja tahunan untuk mempercepat perbaikan perikanan dalam negeri.

Menurut dia, selain program yang tertuang dalam MoU bersama KKP, MSC juga mendukung mitra lainnya yang begerak menuju keberlanjutan.

Ia mengatakan, pada Juni 2023, MSC menghadiri undangan mitra industri dan pemerintah untuk menjadi pemateri utama Standar dan Proses Sertifikasi MSC.

Kemudian, secara terpisah bimbingan teknis berjudul “Pelatihan Pengembangan Kapasitas MSC Tingkat 1 dan Rantai Pengawasan MSC” diselenggarakan oleh mitra yaitu Fishlog pada 20-21 Juni di Bogor dan BRSDM KKP pada 26-27 Juni di Bali. FishLog merupakan sebuah marketplace antar-pelaku bisnis (B2B) yang menghubungkan pelaku industri ikan dari hulu ke hilir.

Pelatihan secara luring ini merupakan kegiatan pengembangan kapasitas bagi pemangku kepentingan dalam program perbaikan perikanan. Pelatihan diikuti oleh staf Fishlog, pelaku industri udang dan Dinas Kelautan dan Perikanan terkait.

“Sebagai salah satu pusat industri olahan hasil tangkapan laut, Indonesia memiliki sumber daya alam dan manusia yang akan memberikan dampak strategis dalam upaya menuju keberlanjutan perikanan. Dengan melihat laut sebagai hal yang saling berkaitan dengan kehidupan, maka kita akan dengan sepenuh hati bekerja bersama mewujudkan perikanan berkelanjutan di perairan Indonesia,” katanya.

Sementara, Co-Founder FishLog Abdul Halim menjelaskan, pelatihan selama dua hari yang diikuti oleh 30 peserta yang merupakan staf dan manajer bidang operasional, supply dan pemasaran di IPB Convention Center Bogor berjalan sesuai agenda.

Fishlog sebagai perusahaan start up yang mengoneksikan rantai pasok di hulu dengan pasar di hilir mulai bergerak ke arah berkelanjutan dan menargetkan agar dapat menyuplai produk perikanan yang bersertifikat MSC untuk market besarnya di US dan Asia.

“Melalui pelatihan ini, para Leaders mendapatkan pemahaman penting mengenai keberlanjutan perikanan yakni terdapat berbagai nilai positif yang dapat diterapkan dalam membentuk ekosistem digital FishLog. Kami di FishLog perlu memahami 3 prinsip MSC: Pendataan stok yang terorganisasi dengan baik, dampak minimal terhadap ekosistem lingkungan, serta efektifitas manajemen perikanan yang berkelanjutan. Dalam beberapa tahun ke depan, FishLog bersama stakeholder perikanan yang serius dalam upaya perbaikan, akan mewujudkan standar perikanan global yang berkelanjutan menjadi kenyataan,” kata Abdul Halim.

Kemudian, melalui BRSDMKP KKP, ATSEA project sebagai mitra mengundang MSC menjadi pemateri Standar MSC bagi mitra program perbaikan perikanan udang di perairan timur Indonesia.

Sebanyak 25 peserta dari industri udang di bawah Himpunan Pengusaha dan Penangkapan Udang Indonesia serta Dinas perikanan terkait hadir dalam pelatihan.

Keikutsertaan pelaku bisnis pengolahan udang dalam pelatihan tersebut, mendapatkan pemahaman mengenai pendataan stok yang terorganisasi, dampak minimal terhadap ekosistem lingkungan serta efektifitas pengelolaan dan manajemen perikanan yang berkelanjutan serta rantai pasok yang tertelusur.

Hal ini dapat mendukung perkembangan program perbaikan perikanan udang yang sedang dicanangkan.

Pelatihan dan bimbingan teknis yang dilakukan bagi dua mitra telah memberikan pemahaman dasar dan standar internasional tentang perikanan berkelanjutan yang dibuktikan dengan kepemilikan sertifikasi MSC Perikanan dan Chain of Custody.

Selain telah diakui di dunia, sertifikat MSC juga menegaskan bahwa bisnis komoditi laut yang dijalankan telah berasal dari sumber yang berkelanjutan, demikian Hirmen Sofyanto.

Baca juga: Gelar bimtek KKP-MSC memperkuat tata kelola perikanan Indonesia

Baca juga: MSC-KKP meluncurkan metode MERA untuk mendukung perikanan berkelanjutan Indonesia

Baca juga: MSC memperkuat pemahaman sertifikasi ekolabel kepada mitra melalui bimtek

Baca juga: KKP dirangkai dengan gelar MSC bimtek standar global perikanan berkelanjutan

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023