London (ANTARA) - Saham-saham di bursa Inggris berakhir di wilayah negatif pada perdagangan Rabu waktu setempat (26/7/2023), menghentikan keuntungan selama enam hari berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergerus 0,19 persen atau 14,91 poin menjadi menetap di 7.676,89 poin.

Indeks FTSE 100 menguat 0,17 persen atau 13,21 poin menjadi 7.691,80 poin pada Selasa (25/7/2023), setelah bertambah 0,19 persen atau 14,86 poin menjadi 7.678,59 poin pada Senin (24/7/2023), dan terkerek 0,23 persen atau 17,68 poin menjadi 7.663,73 poin pada Jumat (21/7/2023).

Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Baca juga: Saham Inggris dibuka lebih rendah terseret sektor pertambangan

Diikuti oleh saham perusahaan induk perbankan dan asuransi Inggris yang berbasis di Edinburgh, Skotlandia, NatWest Group PLC, terperosok 3,74 persen; serta perusahaan pertambangan internasional yang berfokus pada pertambangan aluminium, borat, tembaga, emas, bijih besi, timah, perak, uranium dan seng Rio Tinto PLC, jatuh 3,06 persen.

Sementara itu, Ocado Group PLC, sebuah perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan bahan pokok secara daring melambung 24,82 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan industri turbin gas aero, kelautan, dan industri untuk pesawat sipil dan militer multinasional Inggris Rolls-Royce Holdings PLC melonjak 21,19 persen; serta perusahaan pertambangan logam mulia Inggris-Rusia Polymetal International PLC terangkat 6,67 persen.

Baca juga: Saham Inggris reli hari keenam, indeks FTSE 100 menguat 0,17 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023