KBRI Qatar sangat peduli dengan semua masalah TKI
Yogyakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat, memuji Kedutaan Besar RI (KBRI) di Qatar karena cekatan mengatasi masalah TKI dan giat mempromosikan potensi TKi di negara itu.

"KBRI Qatar bahkan sangat proaktif mengupayakan promosi TKI formal pada berbagai sektor pekerjaan dengan menggandeng pengguna perusahaan ataupun kalangan agensi perekrut tenaga kerja asing. Hal ini tentu upaya signifikan ke arah penetrasi pasar kerja di Qatar untuk para TKI formal berkualitas," ujar Jumhur di Yogyakarta, Jumat.

Ia menceritakan selama kunjungan kerjanya di Qatar, Minggu-Rabu (31 Maret - 3 April) lalu, telah melihat langsung aspek penanganan TKI oleh KBRI di Qatar yang tergolong bagus dan terencana khususnya dalam menuntaskan setiap permasalahan TKI PLRT.

"Di bawah kewenangan Duta Besar RI di Qatar, Deddy Saiful Hadi, tingkat permasalahan TKI PLRT yang mengadu ataupun sebagai TKI kaburan ke KBRI betul-betul mendapat perhatian serius, sehingga jumlah para TKI tidak menumpuk di shelter/penampungan KBRI," jelas Jumhur.

Menurut dia sedikitnya 50 TKI PLRT dalam setahun merupakan TKI kaburan yang datang ke gedung KBRI Qatar, dengan beragam persoalan mulai gaji tidak dibayar, korban kekerasan fisik, pelecehan seksual, pekerjaan tidak sesuai Perjanjian Kerja, akibat kecelakaan di tempat kerja/rumah majikan, sakit, dan sebagainya.

KBRI Qatar, kata Jumhur, tidak pernah mengabaikan kasus-kasus TKI PLRT yang terjadi di negara itu. Dengan demikian, jumlah TKI bermasalah di KBRI pun kerap teratasi dalam waktu singkat karena telah ditangani dengan prosedur cepat, sigap, dan efisien.

"KBRI Qatar sangat peduli dengan semua masalah TKI, termasuk aktif melakukan pemulangan para TKI bermasalah ke tanah air jika harus melalui skema penyelesaian di tanah air," katanya.

Sementara itu, dalam melayani keberadaan para TKI formal, KBRI dipandang Jumhur mampu berperan aktif dan komunikatif melalui penciptaan forum-forum kekeluargaan, karenanya tak heran KBRI Qatar dibaratkan rumah nyaman bagi para TKI formal yang tersebar di seluruh Qatar.

Berdasarkan data Pusat Penelitian, Pengembangan, dan Informasi (Puslitfo) BNP2TKI, sekitar 32 ribu TKI berada di Qatar dengan sebagian besar terdiri TKI PLRT dan sisanya bekerja di perusahaan perminyakan, gas, keperawatan, hospitality, dan jasa keuangan.

Jumhur mengatakan Qatar sejauh ini berkembang pesat dalam kemajuan teknologi, pembangunan infrastruktur, pusat bisnis, dan lebih istimewa sebagai kawasan termaju di negara-negara teluk yang ada di Timur Tengah.

Qatar berpenduk 1,8 juta jiwa dengan penduduk asli berkisar 350 ribu orang, selebihnya mewakili kaum imigran seperti India, Pakistan, Asia, dan Afrika. Qatar juga negara dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia yaitu 106.000 USD per tahun.

Selain berkoordinasi dalam menangani permasalahan TKI PLRT dengan KBRI Qatar, Jumhur juga meninjau para TKI PLRT bermasalah yang ada di KBRI, berdialog dengan para TKI sektor formal meliputi kewajiban penggunaan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) untuk seluruh TKI, serta mengadakan sejumlah pertemuan dengan unsur pemerintah, Qatar Chambers of Commerce and Industry, dan pihak agensi perekrut tenaga kerja asing guna memperluas peluang penempatan TKI berkemampuan formal di Qatar.

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013