Pada pukul 07.02 GMT, rubel melemah 0,5 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 97,92.
Pada Rabu (9/8/2023), rubel telah merosot ke 98,0725, terlemah terhadap dolar sejak 25 Maret 2022, tertekan oleh permintaan mata uang asing yang kuat dan pasokan yang terbatas.
Tak lama setelah itu, bank sentral Rusia mengatakan akan berhenti melakukan pembelian valuta asing kementerian keuangan seperti yang ditentukan oleh aturan anggaran Rusia, untuk mengurangi volatilitas pasar.
Mata uang Rusia juga telah kehilangan 0,2 persen untuk diperdagangkan pada 107,74 versus euro, serta telah turun 0,3 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan pada 13,51.
Langkah bank sentral pada akhirnya berarti pasokan bersih mata uang asing di pasar akan meningkat menjadi 2,3 miliar rubel (23,74 juta dolar AS) dari 500 juta rubel sehari.
Pada titik terlemahnya, rubel sekitar 28 persen lebih lemah terhadap dolar tahun ini. Para analis, yang memperkirakan otoritas moneter Rusia akan bertindak, umumnya mengatakan tindakan yang lebih besar masih diperlukan untuk membuat perbedaan yang signifikan.
"Dalam kondisi ketidakseimbangan mata uang asing yang ada, kami menganggap tindakan tersebut tidak cukup untuk mengembalikan rubel ke tingkat ekuilibrium," kata analis Rosbank dalam sebuah catatan.
Otoritas Rusia, yang menyalahkan penurunan rubel pada neraca perdagangan yang menyusut, mengatakan 80-90 adalah tingkat yang nyaman untuk rubel terhadap dolar.
Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 86,11 dolar AS per barel.
Indeks saham Rusia dibuka bervariasi. Indeks RTS berdenominasi dolar diperdagangkan stabil di 1.017,4 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan pada 3.160,2 poin.
Baca juga: Rubel jatuh tembus 96 terhadap dolar karena permintaan valas kuat
Baca juga: Rubel Rusia anjlok ke terendah lebih dari 16 bulan lewati 96 vs dolar
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
