Saat ini banyak ibu muda yang usianya baru 15-20 tahun
Batam (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nafisah Mboi menilai program Keluarga Berencana telah gagal, karena angka fertilitas di Indonesia tidak menurun seperti yang diharapkan.

"Pada sekitar 2012 angka fertilitas di Indonesia sebesar 2,6 dan angka tersebut masih bertahan hingga saat ini. Artinya program KB dalam 10 tahun terakhir gagal," kata Menkes setelah membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau 2013 di Batam, Selasa.

Ia mengatakan, seharusnya pada 2014 angka fertilitas di Indonesia 2,1 sesuai dengan target MDG`s.

"Trennya saat ini usia pernikahan malah cenderung turun. Makin banyak remaja dibawa 20 tahun yang sudah melakukan seks dan pernikahan akibat pergaulan bebas," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan pernikahan dini banyak terjadi di wilayah rural, sementara pada daerah urban tidak begitu tinggi.

"Usia pernikahan dini yang terjadi di Indonesia juga meningkatkan resiko kematian ibu saat melahirkan karena alat reproduksi belum sempurna sepenuhnya," kata Menteri.

Kepala BKKBN Perwakilan Kepri, Bambang Marsudi mengatakan saat ini angka fertilitas di wilayah Kepri masih berada pada angka 2,6.

"Saat ini angkanya masih 2,6. Di Kepri banyak penduduk usia muda yang datang untuk mencapi pekerjaan dan menikah. Sehingga angka fertilitas tinggi," kata dia.

Sebelumnya, Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN) Sudibyo Alimoeso mengatakan akan terus mendorong adanya kenaikan batas usia pernikahan bagi perempuan dari 16 tahun menjadi 18 tahun.

Dengan dinaikkannya batas usia pernikahan, maka hak perempuan dan anak bisa terpenuhi.

"Kita ingin menaikkan derajat perempuan dengan memberikan kesempatan agar bisa meningkatkan kualitas dengan peningkatan usia pernikahan," ujar Sudibyo.

Pewarta: Larno
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013