alat ini portabel, aman, kadar oksigennya terukur
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus peneliti produk alat bantu napas bayi Mixsafe Transport Infant Blending Resuscitator Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo memaparkan keunggulan alat bantu napas bayi ciptaannya.
 
"Alat ini portabel, aman, kadar oksigennya terukur, harga terjangkau, serta merupakan produk dalam negeri," katanya dalam acara Peluncuran Ulang Mixsafe Transport Infant Blending Resuscitator yang diikuti di Jakarta, Senin.
 
Rina mengatakan alat buatannya portabel, karena menggunakan baterai yang mampu bertahan selama lima hingga enam jam, sehingga dapat digunakan dan dibawa kemanapun.
 
Baterai pada ada alat yang dapat diselempangkan di bahu ini, kata dia, dapat digunakan untuk menghidupkan kompresor, yang mampu menghasilkan gas medis yang dapat dihirup oleh bayi.
 
Dia mengungkapkan bayi memerlukan gas medis dalam kadar tertentu jika mengalami asfiksia (kesulitan bernapas), dan tidak dapat ditolong hanya dengan menggunakan oksigen saja.
 
"Bayi itu tidak boleh (menggunakan oksigen saja atau gas medis saja) dia butuh oksigen tapi konsentrasinya tidak boleh terlalu tinggi. Itu yang susah, kalau bayinya usia tujuh bulan, itu 70 persen kadarnya, kalau kecil, 30 persen. Dimana beli tabung gas yang bisa diatur konsentrasinya?" ujarnya.

Baca juga: UI bangun gedung IDE sebagai pusat laboratorium penelitian dan inovasi
Baca juga: UI hasilkan inovasi krim masker kaya antioksidan dari ektrak markisa
 
Oleh karena itu, Rina menjelaskan produk ini memiliki fitur pengaturan kadar oksigen dan gas medis, yang dapat diatur dengan memutar kenop yang tersedia, sedangkan alat bantu napas bayi yang tersedia di luar negeri, pada umumnya masih dalam bentuk tabung konvensional, dan tidak mudah dibawa-bawa.
 
Alat kesehatan ini, kata dia, telah memperoleh sertifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) pada 2018 silam, serta menghantarkannya memperoleh penghargaan Anugerah Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) pada 2021.
 
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono turut mengapresiasi adanya produk tersebut karena turut menjalankan pilar ketiga transformasi kesehatan, yaitu ketahanan kesehatan.
 
"Pilar ketiga ini sejalan dengan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2016 untuk mempercepat pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan, serta Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2022 untuk mempercepat penggunaan produk dalam negeri," kata Wamenkes Dante Saksono Harbuwono.
 
Wamenkes Dante berharap agar FKUI dapat terus mendorong para penelitinya untuk bekerja sama dengan industri dalam menghasilkan produk dalam negeri di bidang kesehatan.

Baca juga: Ajak industri kerjasama, FTUI kembangkan alat uji halal produk makanan
Baca juga: Inovasi UI yang terbukti memberi solusi bagi negeri
Baca juga: Inovasi robot kapal bawah air nirawak mahasiswa UI "runner up" KKCTBN

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023