dunia usaha mikro maupun petani bisa jadi belum pernah mendengar apa itu AEC."
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan menyayangkan hingga saat ini petani belum disiapkan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) 2015.

Ketika membuka workshop nasional persiapan sektor pertanian menghadapi AEC 2015 di Bandung, Kamis, ia menyatakan selama ini sosialisasi AEC masih terbatas pada pejabat pemerintah, diplomat maupun dunia usaha yang besar-besar.

"Sedangkan untuk dunia usaha mikro maupun petani bisa jadi belum pernah mendengar apa itu AEC," katanya.

Padahal, tambahnya, petanilah yang akan menghadapi secara langsung dengan persoalan-persoalan terkait berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean yang tinggal kurang dari tiga tahun lagi.

Rusman menyatakan, AEC 2015 lebih menakutkan daripada Perdagangan Bebas ASEAN China (ACFTZ) karena orang maupun barang dari negara-negara anggota Asean bebas keluar masuk di kawasan tersebut.

"Penyuluh pertanian dari Thailand boleh masuk ke Indonesia nantinya," katanya.

Oleh karena itu, tambahnya, jangan sampai Indonesia menjadi negara yang besar tapi tak dapat mengambil manfaat apapun dari AEC.

Untuk itu, menurut Wamentan, pemerintah akan menyusun kajian kekuatan dan kelemahan (SWOT) di sektor pertanian sebagai acuan menghadapi AEC. Kemudian menyusun rumusan-rumusan kesiapan sektor pertanian.

"Kami juga akan meminta badan litbang pertanian dan perguruan tinggi untuk membuat paket-paket kecil sosialisasi yang bisa diterima petani," katanya.

Pada kesempatan itu Wamentan juga meminta kalangan pengusaha besar maupun kecil untuk bersama-sama menghadapi AEC 2015

Pewarta: Subagyo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013