Jakarta (ANTARA) - Pembangunan infrastruktur konektivitas jalan, baik jalan tol maupun jalan nasional sangat dibutuhkan dalam mewujudkan pertumbuhan perekonomian di wilayah Pantai Selatan (Pansela) Jawa Barat.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) meyakini bahwa pembangunan infrastruktur mampu meningkatkan daya saing suatu wilayah dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Kawasan Pantai Selatan Jawa Barat sendiri meliputi enam kabupaten, yaitu Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Pangandaran.

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No.87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Jawa Barat bagian Selatan, perekonomian Kawasan Pansela Jawa Barat terkonsentrasi pada tiga sektor, yakni perkebunan, perikanan, dan pariwisata.

Di sektor perkebunan, Kawasan Pansela Jawa Barat memiliki keunggulan dalam perkebunan kakao, kopi, aren, karet, kelapa, dan manggis, mengingat morfologi dan kondisi geografis kawasan tersebut.

Sementara pada sektor perikanan, kedekatan geografis kawasan ini dengan Samudera Hindia menjadikannya wilayah dengan potensi perikanan laut yang besar. Keunggulan di sektor perikanan ini juga memungkinkan terjadinya pengembangan pelabuhan-pelabuhan perikanan besar di Kawasan Pansela Jawa Barat, seperti Pangandaran, Pelabuhan Ratu, dan daerah-daerah lainnya.

Keunggulan terakhir adalah sektor pariwisata yang mana Pansela Jawa Barat memiliki berbagai potensi daya tarik wisata yang terbentang dari ujung sebelah barat hingga ujung sebelah timur, beberapa di antaranya memiliki nilai strategis pada level nasional hingga internasional, seperti Taman Nasional Ujung Kulon serta kawasan Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark, hingga Pantai Pelabuhan Ratu serta Pantai Pangandaran.

Kendati demikian, upaya memanfaatkan potensi yang dimiliki pansela tersebut terkendala oleh sarana infrastruktur konektivitas jalan yang masih rendah. Masih rendahnya tingkat konektivitas Kawasan Pansela Jawa Barat, baik antarkota/kabupaten atau antarkawasan di dalam Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan itu sendiri maupun antara Kawasan Pansela Jawa Barat dengan wilayah di bagian utaranya menyebabkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Kawasan Pansela Jawa Barat tidak dapat berjalan dengan optimal.

Sistem jaringan primer lintas vertikal maupun horizontal di selatan masih belum terpenuhi. Kurang lebih 71,76 persen jaringan jalan ada di wilayah utara dan tengah, sedangkan di wilayah selatan hanya 28,24 persen.

Akibatnya tingkat pergerakan di Kawasan Pansela Jawa Barat menjadi relatif lebih kecil dibandingkan dengan tingkat pergerakan di wilayah Jawa Barat bagian utara dan Jawa Barat bagian tengah. Hal ini terkait dengan minimnya kegiatan yang menimbulkan bangkitan pergerakan penduduk secara masif untuk menarik aktivitas ekonomi di Kawasan Pansela Jawa Barat.

Karena itu Kementerian PUPR menggencarkan pembangunan infrastruktur jalan, baik itu jalan tol maupun jalan nasional, dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Kawasan Pansela Jawa Barat.


Tol sebagai backbone 

Pembangunan jalan tol merupakan sarana infrastruktur utama untuk mendongkrak pertumbuhan sekaligus meningkatkan kegiatan perekonomian di Kawasan Pansela Jawa Barat.

Jalan bebas hambatan yang sedang dibangun adalah Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. Dengan demikian kedua jalan tol tersebut berperan sebagai backbone atau infrastruktur konektivitas utama untuk meningkatkan aksesibilitas di Kawasan Pansela Jawa Barat.

Tol Bocimi dengan panjang keseluruhan 54 km terbentang dari Ciawi sampai dengan Sukabumi Timur. Kehadiran jalan tol ini selain dapat memangkas waktu perjalanan juga menjadi alternatif penghubung antara wilayah Banten dan Jabodetabek ke Tanah Pasundan.

Hal ini dikarenakan pembangunan Tol Bocimi setelah mencapai wilayah Sukabumi Timur akan diintegrasikan dengan Jalan Tol Padalarang - Cileunyi yang menjadi salah satu akses konektivitas utama menuju Bandung.

Terintegrasinya Tol Bocimi dan Tol Padalarang - Cileunyi juga dapat berperan dalam mendistribusikan dan mengurangi beban kepadatan di jalan-jalan tol utama Jabodetabek, seperti Tol Jakarta - Cikampek, Jakarta - Bogor - Ciawi (Jagorawi) dan Tol Cikampek - Purwakarta - Padalarang pada musim-musim liburan nasional.

Tidak hanya Bocimi, pemerintah juga saat ini berencana membangun Jalan Tol Getaci sebagai ruas backbone lainnya untuk meningkatkan kegiatan ekonomi di Pansela Jawa Barat. Jalan tol ini memiliki panjang 206,65 km yang melintasi dua provinsi, yakni Jawa Barat dan Jawa Tengah. Jalan tol ini dapat diintegrasikan dengan Jalan Tol Yogyakarta Internasional Airport - Solo.

Baik Tol Bocimi maupun Getaci tentunya berpotensi meningkatkan aksesibilitas lebih luas terhadap sektor-sektor unggulan Pansela Jawa Barat ke kota-kota besar, seperti DKI Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Bandung, di mana mayoritas konsumen terkonsentrasi di kota-kota tersebut.

Bocimi dan Getaci juga dapat mengambil peran posisi sebagai tol penghubung utama antara Tol Serang - Panimbang di Banten dengan Tol Yogyakarta Internasional Airport - Solo, sehingga dapat mengintegrasikan akses ke pantai-pantai selatan Jawa, mulai dari Pantai Tanjung Lesung (Banten) sampai dengan Pantai Parangtritis di Yogyakarta. Terintegrasinya akses ke pantai-pantai selatan Jawa tentunya dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di kawasan tersebut.


Kemantapan jalan nasional

Pembangunan jalan tol di Pansela Jawa Barat tentunya perlu diimbangi juga dengan peningkatan kemantapan jalan nasional sebagai aksesibilitas lanjutan dari jalan tol.

Secara umum jalan nasional Pansela di Jawa Barat membentang dari Sindang Barang, Jawa Barat, sampai dengan wilayah perbatasan Jawa Barat sepanjang 417,1 km. Kementerian PUPR telah meningkatkan kondisi kemantapan jalan nasional tersebut.

Peningkatan kemantapan jalan nasional tersebut berkaitan dengan upaya untuk mengurangi beban lalu lintas di jalur pantai utara dan wilayah tengah Jawa. Selain itu kemantapan jalan nasional juga berdampak positif dalam memperlancar konektivitas dari jalan tol, sehingga tidak menimbulkan hambatan atau bottleneck lalu lintas dari tol ke jalan nasional.

Dengan kemantapan kondisi jalan nasional, maka wisatawan yang berkunjung ke pantai-pantai wisata yang terbentang di Kawasan Pansela Jawa Barat akan terus menerus kembali berkunjung, ditambah lagi membuka lapangan kerja dengan tumbuhnya sektor perhotelan, jasa wisata, hiburan, ritel dan mal, sampai dengan UMKM.

Terkhusus UMKM, pembangunan jalan tol dan peningkatan kemantapan jalan nasional Pansela Jawa Barat membuka sektor ekonomi baru, yakni ekonomi kreatif di kawasan tersebut. Pansela Jawa Barat juga dikenal sebagai daerah yang menghasilkan produk kerajinan, batik, pusat kuliner khas Tanah Pasundan dan produk-produk sejenisnya yang berkaitan dengan sektor ekonomi kreatif.

Pembangunan infrastruktur konektivitas jalan, baik tol maupun jalan nasional, nyatanya memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan kegiatan perekonomian suatu wilayah. Tidak hanya potensi-potensi sektor pariwisata, infrastruktur jalan juga bisa membuka potensi sektor ekonomi kreatif di Pansela Jawa Barat.

Selain upaya untuk meningkatkan kegiatan ekonomi, pembangunan jalan tol dan peningkatan kemantapan jalan nasional di Pansela Jawa Barat juga bertujuan untuk mewujudkan pemerataan ekonomi di Pansela Jawa Barat, sehingga kawasan ini tidak lagi tertinggal dari kawasan-kawasan tetangganya, seperti Jabodetabek dan Banten, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, bahkan dengan kawasan utara dan tengah Jawa Barat.


 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023