Sejak 2022, Pemkot Denpasar sudah menjalankan beragam upaya untuk menekan laju inflasi.
Denpasar (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana menyatakan pemerintah kota setempat telah membangun sinergi lintas sektor untuk mengendalikan laju inflasi secara berkelanjutan di Ibu Kota Provinsi Bali ini.

Alit Wiradana usai mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2023 secara daring dari Denpasar, Kamis, mengatakan berbagai program secara bergotong royong telah dilakukan Pemkot Denpasar untuk pengendalian inflasi.

"Sejak 2022, Pemkot Denpasar sudah menjalankan beragam upaya untuk menekan laju inflasi, seperti pasar murah, subsidi harga komoditas pasar, operasi pasar hingga menanam komoditas tertentu secara langsung dan sebagainya. Demikian pula tahun ini berbagai program untuk menekan laju inflasi masih terus diberlakukan," ujarnya pula.

Untuk itu, Alit Wiradana menyatakan Pemkot Denpasar siap untuk mendukung segala program yang dicanangkan pemerintah pusat untuk menekan laju inflasi serta perbaikan ekonomi setelah masa pandemi COVID-19.

"Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Denpasar selalu berpatokan pada 4 K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif. Kami siap mendukung program pemerintah pusat untuk menekan laju inflasi ini," ujarnya lagi.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali sebelumnya menyampaikan di Kota Denpasar pada Juli 2023 tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) dan tingkat Inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) tercatat setinggi 1,37 persen dan 2,66 persen.

Sekda Alit Wiradana pada kesempatan itu turut pula didampingi Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Denpasar AA Gede Risnawan serta jajaran kepala dinas di lingkungan Pemkot Denpasar.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam arahannya pada Rakornas Pengendalian Inflasi 2023 secara hibrid di Jakarta menyampaikan inflasi Indonesia jauh lebih rendah di dunia sejumlah negara di dunia.

"Inflasi sangat terkendali di angka 3,08 persen di Juli 2023, ini sebuah angka yang sangat baik sekali," kata Presiden Jokowi.

Jokowi membandingkan angka inflasi Indonesia dengan sejumlah negara di dunia. Seperti Argentina tembus 113 persen, Turki ke angka 47 persen, India 7,4 persen, Uni Eropa 5,3 persen, serta Amerika Serikat 3,2 persen.

Menurut dia, keberhasilan Indonesia dalam pengendalian inflasi itu didukung oleh sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah.

Jokowi mengatakan kalau di negara lain pengendalian inflasi hanya dilakukan oleh bank sentral lewat kenaikan suku bunga dan nilai tukar, maka di Indonesia itu dikombinasikan antara kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan pengecekan di lapangan secara langsung.
Baca juga: Denpasar gencarkan bazar pangan untuk tekan inflasi jelang Galungan
Baca juga: Pendidikan menyumbang inflasi gabungan terbesar di Bali Juli 2023

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023