Johannesburg (ANTARA) - Lebih dari 70 orang tewas dalam semalam ketika api berkobar di blok apartemen lima lantai di Johannesburg, Afrika Selatan, salah satu bencana terburuk di kota di mana kemiskinan, kebakaran rumah tangga, dan tunawisma tersebar luas.

Kondisi hancur, menghitam karena jelaga dan masih membara terlihat pada Kamis ketika layanan darurat berkumpul di sekitar bangunan tersebut dan banyak orang tergeletak di selimut di jalan terdekat. Bangunan itu terletak di area kumuh.

Apartemen tersebut dimiliki oleh pemerintah kota yang meski setelah 12 jam setelah kebakaran terjadi, masih belum dapat memberikan gambaran jelas tentang siapa yang tinggal di sana.

Seorang pejabat mengatakan beberapa kamar mungkin telah disewakan oleh geng kriminal.

Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan dia berharap penyelidikan yang sedang berlangsung mengenai penyebab kebakaran akan membantu mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.

Leo, berusia 25 tahun yang selamat dari kobaran api, tinggal di lantai dua gedung tersebut. Dia melarikan diri bersama ibunya melalui tangga. "Orang-orang melarikan diri. Saat itu gelap dan ada asap. Anda tidak dapat melihat apa pun," katanya.

Setidaknya satu orang melompat hingga tewas, kata Thando le Nkosi Manzini, seorang pelajar yang melihat api dari jalan. "Saya melihat seorang pria melompat dari lantai empat," katanya kepada Reuters.

Pemerintah kota mengatakan sedikitnya 73 orang tewas dan 43 lainnya luka-luka dalam kebakaran tersebut. Pejabat Johannesburg awalnya menduga bangunan itu ditempati oleh penghuni liar.

Wali Kota Kabelo Gwamanda mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah kota telah menyewakannya kepada sebuah badan amal untuk perempuan pengungsi namun "akhirnya memiliki tujuan yang berbeda," tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Lebogang Isaac Maile, kepala departemen Perumahan Rakyat di Provinsi Gauteng, yang mencakup Johannesburg, mengatakan beberapa dari mereka yang dibakar sampai tewas mungkin menyewa dari geng kriminal yang memungut uang sewa secara ilegal.

"Ada kartel yang memangsa masyarakat rentan. Karena sebagian dari bangunan ini, kalau bukan sebagian besar, sebenarnya ada di tangan kartel yang memungut uang sewa dari masyarakat," ujarnya kepada wartawan.

Sebuah tanda di pintu masuk blok tersebut mengidentifikasi bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan warisan apartheid Afrika Selatan, tempat warga kulit hitam Afrika Selatan datang untuk mengambil "dompass" - dokumen yang memungkinkan mereka bekerja di wilayah milik orang kulit putih di kota tersebut.

Johannesburg tetap menjadi salah satu kota paling tidak setara di dunia dengan kemiskinan yang luas, pengangguran dan krisis perumahan. Menurut pemerintah Gauteng, terdapat sekitar 15.000 tunawisma di wilayah ini.

Kebakaran rumah tangga kerap terjadi di Johannesburg, khususnya di daerah miskin. Salah satu kota termiskin, Alexandra, telah menyaksikan ratusan rumah hancur dalam beberapa kebakaran selama lima tahun terakhir.

Kota ini menderita kekurangan listrik kronis sehingga banyak orang menggunakan lilin untuk penerangan dan kayu bakar untuk penghangat.

Pihak berwenang mengatakan penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Maile mengatakan hal ini "menunjukkan masalah perumahan yang kronis di provinsi kami, seperti yang telah kami katakan sebelumnya bahwa sedikitnya ada 1,2 juta orang yang membutuhkan perumahan."

Sumber: Reuters
Baca juga: 650 pekerja tambang Afrika Selatan diselamatkan dari kebakaran
Baca juga: Kebakaran tambang di Afsel tewaskan lima orang
Baca juga: Pemadaman kebakaran hutan metode injeksi "paku bumi" Afsel paling efektif

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023