Semarang (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri menilai bahwa Indonesia membutuhkan standar kompetensi tenaga kerja agar siap menghadapi "ASEAN Economy Community" (AEC) 2015 yang menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Sertifikasi dan Kompetensi Sumarna Abdurahman di Semarang Senin mengatakan bahwa standar kompetensi tenaga kerja tersebut dibutuhkan agar dapat digabungkan dengan kurikulum pendidikan.

"Kurikulum seharusnya berbasis standar kompetensi agar begitu lulus menempuh pendidikan bisa siap kerja," katanya.

Saat ini kurikulum pendidikan di Indonesia belum berbasis standar kompetensi sehingga lulusan yang hanya berada di level operator, belum bisa memenuhi kebutuhan industri untuk level teknisi dan manajer.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Tenaga Kerja Benny Soetrisno juga mengakui bahwa saat ini tenaga kerja yang ada hanya 57 persen yang berkompeten, sementara sisanya 43 persen masih perlu dididik agar siap bekerja.

"Di sektor tekstil, masih banyak tenaga kerja asing yang terlibat di dalamnya karena tenaga kerja Indonesia belum mampu," katanya.

Selama ini di lingkungan industri ada penarikan iuran wajib pelatihan yang digunakan untuk mendidik para tenaga kerja agar berkompeten dan dapat mengurangi tenaga kerja asing.

"Iuran wajib pelatihan tersebut tujuannya bagus dan benar, tetapi implementasi di lapangan belum dapat mencapai sasaran," katanya.

Data Kadin, jumlah tenaga kerja yang kurang terdidik di Indonesia masih tinggi yakni mereka yang berpendidikan di bawah SD dan SMP mencapai 68,27 persen (74.873.270 jiwa) dari jumlah penduduk yang bekerja (110.808.154 jiwa), sehingga menyebabkan masih rendahnya produktivitas dan daya saing tenaga kerja.

Atas kondisi tersebut, Kadin berharap ada "link and match" antara dunia pendidikan dan dunia usaha dengan pengembangan kurikulum berbasis kewirausahaan di berbagai instansi pendidikan.

Kesempatan terpisah Wakil Ketua Umum Bidang Industri dan Ketenagakerjaan Kadin Jateng Frans Kongi mengakui bahwa pengusaha di Jateng masih harus mendidik setiap tenaga kerja baru karena mereka belum siap kerja.

"Untuk mereka yang lulus SMK, dasarnya sudah ada. Akan tetapi masih harus didik begitu masuk dunia industri," kata Frans Kongi.

Kadin akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di bidang tenaga kerja, pendidikan, dan kesehatan di Hotel Gumaya Semarang, Selasa (30/4).

Pewarta: Nur Istibsaroh
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013