Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lestari Moerdijat menyatakan penyakit demensia dan alzheimer harus diantisipasi agar tidak menjadi ancaman di masa depan.
 
"Bulan ini kita kembali harus mengingat dan memahami bahwa demensia dan alzheimer adalah hal yang belum banyak diketahui dan dipahami, serta bisa menjadi ancaman kalau tidak diantisipasi," katanya dalam diskusi tentang demensia dan alzheimer yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
 
Lestari mengatakan alzheimer dan demensia yang umumnya terjadi pada lansia perlu diketahui secara komprehensif oleh masyarakat, lantaran data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah lansia di Indonesia meningkat dari 18 juta jiwa pada 2010 menjadi 27 juta jiwa pada 2020.
 
Jumlah tersebut, kata dia, akan terus bertambah. Pada 2035 mendatang, diprakirakan jumlahnya akan mencapai lebih dari 40 juta jiwa, seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia.

Baca juga: Ahli: Pencegahan Alzheimer harus dilakukan sejak muda

Baca juga: Memasak dengan minyak zaitun setiap hari dapat lindungi otak
 
"Meningkatnya angka harapan hidup manusia sebetulnya hal positif, namun tetap terdapat sejumlah pekerjaan rumah di bidang kesehatan, khususnya penyakit yang berhubungan dengan meningkatnya angka lansia di Indonesia," ujarnya.
 
Berdasarkan data yang diperolehnya, Lestari mengungkapkan pada 2019 terdapat 1,8 juta orang Indonesia yang mengalami demensia. Angka tersebut diprakirakan bisa meningkat pesat karena pertumbuhan fluktuasi usia yang tidak didasari banyak orang.
 
Menurutnya, gejala demensia bisa diidentifikasi. Terlebih lagi jika pemangku kebijakan terkait memiliki data yang terverifikasi untuk dapat membantu pengidentifikasian masyarakat yang menderita demensia.
 
Oleh karena itu, Lestari mengajak masyarakat untuk tidak menormalisasi perilaku pikun pada lansia sebagai sebuah tanda penuaan.
 
"Bisa jadi pikun itu adalah tanda demensia atau alzheimer," ungkapnya.
 
Untuk itu, dia mendorong kepada seluruh pemangku kepentingan terkait untuk melakukan gerakan dalam mengantisipasi kasus demensia dan alzheimer di Indonesia.
 

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023