berharap melalui bantuan ini bisa menekan angka stunting
Padang (ANTARA) - PT Semen Padang yang merupakan perusahaan di bawah naungan Kementerian BUMN menyalurkan dana tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) berupa program makanan tambahan guna membantu pemerintah mewujudkan generasi emas pada 2045.

"Melalui program TJSL, Semen Padang terus mengampanyekan perang melawan stunting," kata Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum Perusahaan PT Semen Padang Iskandar Z Lubis di Padang, Selasa.

Iskandar mengatakan penyerahan bantuan program makanan tambahan senilai Rp46,8 juta tersebut diperuntukkan bagi balita stunting berusia di bawah dua tahun (baduta) di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang.

"Bantuan makanan tambahan ini merupakan program lanjutan dari tahun sebelumnya. Tahun ini ada 78 balita stunting di Lubuk Kilangan yang kami bantu kebutuhan gizinya," ujarnya.

Selain mendukung program generasi emas 2045, bantuan program makanan tambahan tersebut juga bagian dari Semen Padang sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

"Semen Padang berharap melalui bantuan ini bisa menekan angka stunting," harapnya.

Baca juga: Semen Padang lanjutkan BAAS dukung wujudkan generasi emas 2045
Baca juga: Masyarakat Padang gotong royong bangun Dapur Sehat atasi stunting


Ia mengatakan baduta yang mendapatkan program makanan tambahan tersebut secara berkala akan dipantau perusahaan. Harapannya, pada 2054 baduta yang mendapat intervensi gizi menjadi bagian dari generasi emas.

Sementara itu, Kepala Unit CSR PT Semen Padang Dedi M Sidiq berharap para orang tua penerima makanan tambahan tersebut memanfaatkan bantuan dengan baik sehingga bisa menekan angka stunting di daerah itu.

"Pemberian bantuan makanan tambahan adalah bentuk komitmen Semen Padang dalam mengampanyekan perang melawan stunting," kata dia.

Selain itu, pihaknya mengimbau ibu hamil untuk terus menjaga kebutuhan dan asupan gizi. Sebab, jika asupan gizi kurang, maka anak yang lahir berpotensi stunting. Termasuk pula para ibu menyusui yang harus memerhatikan gizi bayi.

"Pada masa 1.000 hari pertama kehidupan ini sangat mempengaruhi kualitas hidup anak sampai dewasa. Baik pertumbuhan otak maupun fisiknya," jelas dia.

Baca juga: BKKBN: Penurunan kasus stunting jadi tanggung jawab bersama
Baca juga: BKKBN: Angka Prevalensi stunting Sumbar 2022 naik 1,9 persen
Baca juga: Pemkot Padang kerja sama penanganan stunting dengan BKKBN dan Baznas


Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023