Bandung (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan menargetkan dalam tiga bulan ke depan sebanyak 50 pesantren Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia sudah beroperasi menjadi jaringan layanan produk PT Pos Indonesia.

"Saya mendukung sinergitas PT Pos Indonesia dengan PBNU terkait dengan pemanfaatan jaringan pesantren untuk jaringan layanan pos. Saya targetkan 50 ponpes NU dalam tiga bulan ke depan sudah beroperasi," kata Dahlan Iskan usai penandatanganan nota kesepahaman antara PT Pos Indonesia dan PBNU di Bandung, Rabu.

Menteri BUMN meminta Dirut PT Pos Indonesia untuk langsung melakukan aksi dengan merealisasikan kerja sama tersebut serta menyiapkan langkah operasional dan langkah-langkah konkret.

"Saya minta Dirut Pos melakukan langkah konkret merealisasikan kerja sama ini, sementara 100 pesantren disiapkan untuk diverifikasi, kemudian dicari 50 pesantren pertama yang siap dan langsung bekerja operasional," kata Dahlan.

Sebelumnya, ditandatangani nota kesepahaman oleh Ketua Umum PBNU Kiai Haji Said Agil Siradj dan Dirut PT Pos Indonesia I Ketut Marjana tentang sinergitas layanan Pos Indonesia di pesantren NU di seluruh Indonesia.

Penetapan pesantren yang akan menjadi mitra operasional Pos Indonesia itu, kata Dahlan Iskan, dilakukan verifikasi dan disurvei terlebih dahulu untuk memastikan kesiapan SDM-nya.

Kemudian, dilakukan penelitian untuk memastikan lokasi dan operasionalnya siap dan bersinergi dengan jaringan yang dimiliki PT Pos Indonesia.

"Setelah diteliti, rekrut para santri untuk menjadi kekuatan SDM yang akan mengoperasikan unit layanan pos di pesantren yang bersangkutan. Beri latihan mereka dua minggu, kemudian Pos menyalurkan CSR perangkat komputer, server, dan infrastruktur untuk layanan Pos yang ditempatkan di pesantren itu," kata Dahlan Iskan.

Untuk mempercepat dan mengefektifkan operasional jaringan pos di Ponpes NU, Dahlan Iskan meminta Pos Indonesia menempatkan seorang manajer pos untuk berkantor di PBNU.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013