Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI (KBRI) di Singapura menggelar pemutaran dan diskusi film dokumenter dalam upaya menggugah kesadaran terhadap autisme pada Sabtu (14/10).

Pemutaran film “Joshua Tree” di Hall Nusantara KBRI Singapura itu adalah bentuk partisipasi dan kolaborasi KBRI Singapura dalam memberikan wacana, narasi dan sumbangan positif dalam isu-isu kesehatan seperti autisme, menurut pernyataan tertulis dari KBRI yang diterima di Jakarta pada Senin.

"Kita akhirnya menonton 23 menit perjalanan Joshua dan keluarganya yang sangat personal dan menunjukkan kekuatan cinta keluarga yang sangat luar biasa,” kata Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo merujuk pada tokoh utama dalam film dokumenter itu.

Film itu, kata Suryo, berhasil membawa penonton pada narasi penuh kecintaan pada keluarga yang menjadi kekuatan utama bagi Joshua yang kini bahkan bisa bermain bola basket.

Dia menambahkan bahwa komitmen pemerintah dalam mendukung perfilman Indonesia ditunjukkan dengan penyediaan dana 10 juta dolar AS (sekitar Rp157,2 miliar) dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset & Teknologi (Kemendikbudristek) pada 2023 untuk program "Indonesiana".

Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek pada 2022 juga memberikan fasilitas program Sinema Mikro Dana Indonesiana kepada 39 komunitas film.

“Film merupakan salah satu media yang efektif dalam menyampaikan pesan sosial,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura IGAK Satrya Wibawa dalam pernyataan itu.

Film “Joshua Tree” yang disutradarai George Arif dikemas dengan pendekatan organik dan diproduksi selama hampir dua tahun di masa pandemi.

George mengatakan bahwa menampilkan kawan-kawan difabel menjadi salah satu visinya karena banyak masyarakat Indonesia belum mempunyai kesadaran inklusif terhadap autisme.

"Kamera yang goyang, kadang blur, justru menjadi kekuatan karena yang muncul merefleksikan kedekatan personal. Banyak visual antara Joshua dan keluarganya yang sangat mengharukan yang mungkin akan sulit diambil kamerawan profesional,” kata George.

Sementara itu, ibunda Joshua, Deibby Mamahit, mengatakan bahwa kemajuan besar yang dicapai putranya adalah kesungguhan dan cinta dari keluarga.

”Saya mengajak semua orang tua untuk tidak berhenti mencintai dan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Berilah waktu lebih banyak kepada mereka,” kata Deibby.

“Joshua Tree adalah suatu pesan mengenai cinta dan pengharapan bahwa individu dengan autisme bisa terus berkembang dan belajar. Jangan pernah menyerah. Nikmati mereka dan keistimewaan yang mereka punya."

Baca juga: KBRI Singapura dan ASEAN Network adakan dialog bahas pembangunan kota
Baca juga: Perkuat kolaborasi, KBRI Singapura gelar ASEAN Readiness Pre-Departure

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023