Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura mengadakan pelatihan penulisan kisah inspiratif bekerja sama dengan SIP Publishing bagi pekerja migran Indonesia untuk menemukan potensi diri melalui menulis secara daring pada Minggu.

"Pekerja Migran Indonesia di Singapura punya banyak potensi, salah satunya sebagai penulis," jelas Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura IGAK Satrya WIbawa dalam rilis yang diterima pada Senin (23/10).

Wibawa menyebutkan bahwa banyak pekerja migran yang ia temui hingga sekarang tetap berkarya menulis puisi, cerpen, dan menerbitkan buku secara independen sambil menuntaskan tanggung jawab sebagai pekerja domestik.

Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi juga berupaya mendorong potensi talenta Indonesia melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) serta menyelenggarakan Festival Literasi Siswa Indonesia (FelSI) untuk mewadahi pengembangan prestasi talenta peserta didik di bidang bahasa dan literasi.

”Misi serupa kami mulai kembangkan di Singapura, dengan memberikan pembinaan dan bantuan kepada pekerja migran Indonesia yang ingin membuat komunitas menulis,” jelas Wibawa.

Bentuk bantuan tersebut diantaranya penyediaan fasilitas pembelajaran, pelatihan, hingga nantinya penerbitan buku karya pekerja migran Indonesia di Singapura. Selain itu komunitas penulis pun mulai didirikan untuk menampung talenta-talenta dalam penulisan tersebut.

Hal ini juga berkaitan dengan upaya pemerintah menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi UNESCO.

Kegiatan pelatihan penulisan kali ini, KBRI bersama SIP Publishing menghadirkan Gol A Gong, penulis yang terkenal dengan novelnya 'Balada Si Roy" sekaligus Duta Baca Indonesia yang mulai bertugas sejak 2021 menggantikan Najwa Shihab.

"Menulis kisah inspiratif itu justru harus berdasarkan fakta, bukan fiksi," tegas dia.

Menurut Gol A Gong kisah inspiratif dapat bersumber dari mana saja termasuk diri sendiri sehingga harus diyakini terlebih dahulu bahwa apa yang dilakukan seseorang atau kita dapat memberi inspirasi positif bagi pembaca.

“Langkah penulisannya sama seperti langkah jurnalistik, kita harus melalukan personal literature terlebih dahulu,” tambah Gol A Gong.

Dia menceritakan tentang dirinya yang memiliki keterbatasan fisik karena tangannya harus diamputasi akibat kecelakaan, namun tetap terus berkarya sehingga dapat menulis hampir 120 judul buku, selain itu dirinya juga tercatat sebagai atlet paralimpik.

Gol A Gong juga berpesan agar jika ada anggota keluarga yang memiliki keterbatasan fisik, jangan di cap sebagai beban, tetapi dibantu dan diberi semangat agar tetap berkarya.

Pelatihan menulis gratis ini dilaksanakan secara daring dengan dihadiri lebih dari 200 peserta yang berasal dari Indonesia, Singapura, Hong Kong serta beberapa negara lain dari beragam kalangan.
Baca juga: Perkuat kolaborasi, KBRI Singapura gelar ASEAN Readiness Pre-Departure
Baca juga: KBRI Singapura gugah kesadaran terhadap autisme lewat film dokumenter
Baca juga: KBRI Singapura dan ASEAN Network adakan dialog bahas pembangunan kota

 

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023