Jakarta (ANTARA) - Beroperasinya Kereta Cepat Whoosh (KA Cepat Whoosh) menjadi tonggak baru industri penyediaan transportasi di Indonesia. Berbagai solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) disematkan untuk pengoptimalan sistem operasi kereta cepat berbasis digital.

Di balik fungsinya sebagai moda transportasi, KA Cepat Whoosh juga membawa peran sebagai salah satu infrastruktur kunci yang mampu menunjang konsep smart city.

Hal itu dikarenakan KA Whoosh telah menghubungkan dua kota yang mengimplementasikan pengelolaan kota berbasis TIK sehingga lebih efisien dalam memanfaatkan berbagi sumber daya yang ada yaitu DKI Jakarta dan Bandung.

Kehadiran KA Whoosh dapat menunjang visi kedua kota cerdas itu karena mendukung inisiatif solusi berkelanjutan, inklusif, ramah lingkungan, efisien dan efektif menunjang mobilitas komunitas urban yang tinggal di antara kedua kota itu.

Sebagai solusi berkelanjutan, KA Whoosh merupakan inovasi yang solutif dan ikut membantu mengurai hambatan mobilitas yang selama ini terjadi dengan moda kendaraan bermotor.

Di samping mengurangi kepadatan lalu lintas, kehadirannya juga diharapkan dapat menekan konsumsi energi fosil yang berujung pada pemangkasan emisi karbon. Maka tak heran KA Cepat Whoosh diharapkan dapat berkontribusi dalam membantu pemerintah merealisasikan target "Net Zero Carbon" pada 2060.

Baca juga: KCIC: Penumpang kereta cepat mencapai 11 ribu orang dalam sehari

Efek Multiplier Kereta Cepat

Pembangunan jaringan kereta, baik kereta konvensional maupun kereta cepat, menimbulkan efek multiplier yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

Berdasarkan Kajian Railway Industry Association (RIA) Inggris, setiap GBP 1 yang dikeluarkan untuk membangun jaringan kereta akan menciptakan efek multiplier berupa manfaat ekonomi secara luas yang jika dihitung mencapai GBP 2.20.

Di balik proyek kereta cepat terdapat nilai investasi besar untuk membangun infrastruktur dan sarana pendukung yang menggunakan teknologi terdepan saat ini.

Otomatis, proyek tersebut bakal menciptakan pula ribuan peluang kerja yang berkualitas. Berdasarkan data KCIC, Proyek KA Cepat Whoosh telah menyerap lebih dari 13.000 tenaga kerja lokal.

Selain itu, hingga Februari 2022, Proyek KA Cepat Whoosh juga telah berkontribusi Rp5,34 triliun buat negara dalam bentuk penerimaan negara dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Sementara, dari sisi pengadaan proyek, pengadaan barang dan jasa pada proyek KA Cepat Whoosh, porsinya mencapai 69,7 persen dari total belanja pengadaan proyek. Kumpulan fakta di atas merupakan bukti nyata efek berganda yang positif dari kehadiran proyek tersebut.

Baca juga: KCIC beri promo tiket kereta cepat Rp150.000 lewat aplikasi "Whoosh"
 
Presiden Joko Widodo (kanan) meresmikan kereta cepat Jakarta-Bandung "Whoosh" di Stasiun Halim, Jakarta, Senin (2/10/2023). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa/aa.)


Implementasi Solusi Digital Perkeretaapian

Pada proyek KA Cepat Whoosh, Huawei dan China Railway Signal and Communications (CRSC) berkolaborasi untuk membangun jaringan komunikasi dengan menggunakan teknologi CTCS level 3, standar sistem pengendali kereta yang sudah dipakai di lebih dari 40.000 km jalur kereta api di China.

Untuk menggelar jaringan pendukung CTCS milik CRSC ini, Huawei menggunakan teknologi nirkabel di frekuensi 900 MHz, yang sebelumnya telah dikosongkan di sepanjang jalur KA Cepat yang mencapai 142,3 kilometer.

"Seperti kita ketahui pada umumnya kereta cepat melaju dengan kecepatan tinggi dan memiliki waktu interval keberangkatan yang singkat. Kami harus memastikan kereta cepat tersebut dapat berjalan dengan aman, lancar dan efisien," ujar Vice President Huawei Indonesia Lai Chaosen.

Selain itu, Huawei telah memiliki solusi seperti sistem persinyalan nirkabel kereta ke darat, transmisi sinyal dan jaringan data untuk kereta cepat. Solusi ini telah sangat membantu dalam membangun jaringan komunikasi yang andal bagi operasional KA Cepat Whoosh.

Jaringan data KA Cepat Whoosh menggunakan perangkat generasi terbaru DataCom yang diklaim 100 persen aman dari kerusakan fisik berkat teknologi pipa dengan kekuatan tinggi.

Seluruh jaringan transmisi terlindungi oleh sistem redundant dengan kecepatan waktu peralihan puluhan milli per detik. Kecepatan peralihan ini menjamin arus pertukaran data dapat berjalan lancar meski ada gangguan.

Lai Chaosen menambahkan, sistem transmisi persinyalan KA Cepat Whoosh juga didukung oleh perangkat generasi terbaru dari Huawei.

Perangkat ini diklaim mampu beroperasi di sistem bandwith besar dan memiliki stabilitas tinggi untuk digunakan pada lebih dari 20 sistem, seperti sistem tanggap kecelakaan kereta cepat, pengendalian daya listrik, dan penjualan tiket kereta.

Baca juga: Menhub: aplikasi mobile permudah masyarakat pesan tiket kereta cepat

Memperkuat Daya Saing Indonesia

Investasi di sektor transportasi dapat berperan sebagai katalisator pengungkit pertumbuhan dan pendapatan per kapita suatu negara. Proyek KA Cepat Whoosh membawa harapan dapat meningkatkan efisiensi di sektor transportasi, yang pada gilirannya mendorong pelaku ekonomi makin efisien.

Kondisi itu akan berpengaruh positif terhadap pembentukan harga yang semakin kompetitif. Serangkaian pembangunan infrastruktur di Tanah Air yang sejauh ini telah membuahkan hasil positif.

Berdasarkan IMD Global Competitiveness Index 2023, Indonesia telah mampu memperbaiki posisinya dan naik 10 peringkat, dari 44 ke 34. KA Cepat Whoosh diharapkan dapat berkontribusi lebih terhadap perbaikan daya saing Indonesia ke depannya.

Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan solusi teknologi dan infrastruktur perkeretaapian yang sangat vital untuk menopang pengoperasian KA Cepat Whoosh yang cerdas, aman dan nyaman.

Dengan dukungan teknologi perkeretaapian terdepan ini, perjalanan Jakarta-Bandung dapat dituntaskan hanya dalam waktu 40 menit. Otomatis, jarak ratusan kilometer Jakarta-Bandung menjadi tak berarti lagi, terutama bagi para pebisnis dan profesional dengan mobilitas tinggi.

Kisah sukses Indonesia mengoperasikan jaringan kereta cepat yang pertama di Asia Tenggara dapat menjadi rujukan negara lain se-kawasan maupun Asia secara luas.

"Perpaduan implementasi antara solusi teknologi yang sudah mapan dan solusi operasional milik Huawei dan CRSC yang digunakan pada KA Cepat Whoosh dapat menjadi rujukan dan acuan dalam pembangunan infrastruktur kereta cepat lainnya di Indonesia dan proyek serupa di negara-negara lain di kawasan ASEAN," ujar Dwiyana.

Baca juga: KAI sediakan kereta pengumpan gratis dukung konektivitas Whoosh

Baca juga: Kereta Cepat Whoosh sambungkan Jakarta-Bandung lebih cepat

Baca juga: Pengamat: Tarif tiket KCJB harus terintegrasi dengan antarmoda

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023