Jakarta (ANTARA) - Wahana Visi Indonesia (WVI) mengatakan bahwa program “Kebun Gizi” menjadi solusi untuk pemenuhan kebutuhan pangan bahkan penggerak roda perekonomian warga di sejumlah wilayah.

“Kami telah memberikan edukasi dan pelatihan terhadap 2.335 orang tua dan pengasuh anak untuk memproduksi dan mengelola pangan lokal melalui konsep Kebun Gizi,” kata Direktur Nasional WVI Angelina Theodora di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan bahwa program tersebut membantu keluarga untuk dapat menyediakan makanan bergizi bagi balita dan ibu hamil, dengan menanam berbagai jenis sayuran, kacang-kacangan, serta memelihara hewan ternak dan ikan.

Menurutnya, program ketahanan pangan melalui “Kebun Gizi” berkontribusi pada upaya pemerintah dalam percepatan penurunan prevalensi stunting di Indonesia yang ditargetkan mencapai 14 persen pada 2024.

Baca juga: Kebun Gizi Apung bantu penuhi gizi anak Asmat Papua

Baca juga: WVI berikan manfaat program gizi bagi 64.857 anak di 2023


“Jadi sebenarnya setiap wilayah itu kaya akan pangan lokal, tinggal bagaimana kami membantu masyarakat membudidayakan dan mengembangkannya,” ucapnya.

Hasil dari pengelolaan kebun itu, kata dia, tidak hanya dapat dikonsumsi oleh keluarga, tetapi juga menjadi sumber pendapatan tambahan melalui penjualan bersama yang dilakukan oleh komunitas.

“Seperti di Sumba Barat Daya, misalnya di situ ada motor pick up keliling yang khusus untuk menjual hasil panen dari kebun-kebun warga ini,” ujarnya.

Keberhasilan lainnya, kata dia, juga ditunjukkan oleh warga binaan di Sulawesi Tengah, di mana terdapat 15 kelompok perempuan yang dikapasitasi untuk mengelola peternakan ayam petelur sederhana sehingga dapat mendorong tersedianya akses telur di desa.

Ia mengatakan bahwa kelompok usaha ayam petelur itu berhasil memproduksi rata-rata 128 butir telur setiap bulan di masing-masing kelompok.

“Khusus di wilayah pendampingan Asmat, itu juga ada 20 konstruksi kebun apung yang berhasil dibangun dan memberikan manfaat pada 641 anak,” ucapnya.

Menurutnya, inovasi “Kebun Gizi Apung” adaptif terhadap kondisi iklim di Asmat, sehingga tanaman sayuran tidak terkena imbas dari kenaikan permukaan air rawa.

Pendekatan kebun apung yang partisipatif itu mendapatkan penghargaan Indonesia’s SDGs Action Awards 2023 kategori Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).*

Baca juga: Ahli gizi bagikan lima kiat kurangi risiko diabetes 

Baca juga: Pola asuh yang benar penting untuk pencegahan stunting

Pewarta: Cahya Sari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023