Jakarta (ANTARA) - Tim Indonesia yang berisikan 16 Para atlet dan ofisial resmi mengikuti ajang Wounded Homeland Games edisi ketiga yang diselenggarakan di Damaskus, Suriah pada 3-7 Desember.

Ajang ini diikuti oleh lima negara, yaitu Yaman, Iran, Rusia, Indonesia, dan tuan rumah Suriah. Kontingen Indonesia akan berlaga di lima cabang olah raga, yaitu Para renang, Para atletik, Para tenis meja, Para angkat berat, dan Para bulu tangkis.

Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Heri Isranto dalam keterangan resmi Komite Paralimpiade (NPC) Indonesia, Minggu, mengatakan keberangkatan atlet ke Suriah membawa sejumlah misi besar dalam nilai olahraga.

“Kita ke Suriah dalam rangka memenuhi undangan dari pemerintah Suriah untuk bertanding di sana, sekaligus mempererat tali silaturahmi olahraga dengan Suriah,” kata Heri.

Selain bertanding di lima cabang olahraga, tim Indonesia juga akan menjalin kerja sama kepelatihan untuk saling tukar pengalaman dalam bidang olahraga.

Sementara itu, peraih medali emas bulu tangkis Paralimpiade 2020 Tokyo Hary Susanto mengatakan bahwa olahraga disabilitas khususnya Para bulu tangkis di Suriah belum rutin dipertandingkan.

“Kedatangan kontingen Indonesia ke Suriah untuk tukar pengalaman dan menyosialisasikan olah raga disabilitas di sana karena di Suriah belum umum dipertandingkan,” ujar Hary.

Adapun Suriah merupakan negara yang memiliki akar konflik bersenjata yang panjang hingga kini dan Wounded Homeland Games diharapkan mampu membangkitkan semangat olahraga disabilitas di negara tersebut.

NPC Indonesia menilai, dengan prestasi Indonesia yang bagus di sejumlah ajang bergengsi seperti juara umum ASEAN Para Games 2023 Kamboja, serta menempati peringkat keenam dalam Asian Para Games Games 2022 Hangzhou, diharapkan mampu memberikan semangat dan inspirasi kepada para atlet olahraga disabilitas di negara lainnya termasuk Suriah.

Baca juga: Saptoyogo targetkan perbaikan catatan waktu di WAG 2023 Thailand
Baca juga: Indonesia lampaui target medali dan pecahkan rekor di Asian Para Games


Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023