salah satu kekuatan karantina adalah pelayanan laboratorium yang unggul dan bisa sejajar dengan laboratorium negara lainnya
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat Manaor Panggabean mengatakan bahwa penguatan revitalisasi laboratorium karantina hewan, ikan, dan tumbuhan menjadi salah satu program prioritas, agar Indonesia unggul dan bisa sejajar dengan negara lain

"Saya ingin salah satu kekuatan karantina adalah pelayanan laboratorium yang unggul dan bisa sejajar dengan laboratorium negara lainnya,” kata Sahat dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu.

Sahat menuturkan bahwa dirinya telah meresmikan Laboratorium Pengembangan Metode Uji di Balai Besar Uji Standar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BBUSKHIT) pada Selasa (19/12). Peresmian tersebut guna mendukung tugas strategis Barantin selaku fasilitator perdagangan untuk komoditas pertanian dan perikanan serta jadi bagian dari sistem biosekuriti nasional.

Dia menyampaikan laboratorium yang diresmikan merupakan penambahan alat uji berupa teknik kimia analisis yakni Liquid chromatography-mass spectrometry (LCMSMS) dan High Performance Liquid Chromatography (HPLC).

“Selain itu Elisa Reader dan juga mesin PCR yang digunakan untuk pengembangan deteksi hama penyakit hewan, ikan dan organisme pengganggu tumbuhan karantina,” katanya.

Menurut Sahat, hal ini sejalan dengan amanat Undang-undang Nomor 21 Tahun 2019 yang menyebutkan laboratorium adalah kekuatan dan menjadi ‘roh’ dari perkarantinaan dan menjadi elemen yang Kompeten, Unggul, Amanah, Tangguh (KUAT).

Disebutkan bahwa dalam program revitalisasi laboratorium ada tiga langkah utama yang akan dilakukan yakni kecepatan pemeriksaan pengujian, ketelusuran dan kepastian biaya. Hal tersebut akan dilakukan secara simultan di seluruh laboratorium Unit Pelaksana Teknis Karantina di seluruh Indonesia.

 

Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat Manaor Panggabean meninjau Laboratorium Pengembangan Metode Uji di Balai Besar Uji Standar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BBUSKHIT) di Jakarta, Selasa (19/12/2023). ANTARA/HO-Humas Barantin
 

Sahat menerangkan, BBUSKHIT merupakan unit pelaksana teknis non operasional Barantin yang mempunyai tugas melaksanakan uji standar, uji rujukan, dan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium karantina hewan, ikan, dan tumbuhan serta keamanan hayati.

Di samping itu, BBUSKHIT membangun jaringan kerja dan kerja sama dengan laboratorium yang terkait pada pengujian penyakit hewan, tumbuhan, dan terhadap bahan tambahan (food additive), residu obat hewan (veterinary drugs), residu antibiotik, bahan kontaminan (biologi dan kimia), toksin atau organisme penyebab penyakit pada pangan (disease-causing organisms in food), serta residu pestisida.

Dalam melaksanakan tugasnya, kata Sahat, BBUSKHIT telah menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium yang mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2008 dan telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

“Dengan revitalisasi laboratorium ini, kita targetkan BBUSKHIT menjadi acuan dan leader di ASEAN bahkan dunia,” kata Sahat.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2023