BKKBN terus melakukan inovasi program pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak melalui wadah kegiatan yang sudah dikenal dengan BKB di dalam mendukung program percepatan penurunan stunting, utamanya di masa 1.000 HPK
Jakarta (ANTARA) - Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Siti Fathonah menyatakan BKKBN menggencarkan Program Bina Keluarga Balita (BKB) pada tahun 2024 untuk mengoptimalkan penurunan stunting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

"BKKBN terus melakukan inovasi program pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak melalui wadah kegiatan yang sudah dikenal dengan BKB di dalam mendukung program percepatan penurunan stunting, utamanya di masa 1.000 HPK," kata Siti dalam diskusi yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan usia dini merupakan masa kritis bagi perkembangan manusia pada 1.000 HPK, karena terjadi perkembangan yang pesat dan interaksi anak dengan lingkungan, utamanya dalam keluarga, yang menentukan pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari.

"Peran orang tua sangat penting dalam mengasuh, membimbing, dan memberi stimulasi, agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan pengasuhan yang tepat, kualitas sumber daya manusia akan meningkat dengan baik," ujarnya. 

Baca juga: Menko PMK apresiasi BKKBN wisuda kader BKB

Ia memaparkan saat ini dunia dihuni oleh 149 juta anak stunting. Angka ini cukup fantastis dan menjadi simbol masih rendahnya komitmen pemenuhan hak anak atas pengasuhan yang positif.

"Profil ini tidak jauh berbeda dengan kondisi negeri kita, dimana 1 dari 5 anak kita masih terdiagnosis stunting. Untuk itu Indonesia perlu mempercepat laju penurunan stunting sampai 3,4 persen per tahunnya jika ingin mencapai target 14 persen pada tahun 2024," ucapnya.

Ia mengemukakan Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak telah menyusun serangkaian kegiatan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang balita dalam upaya percepatan penurunan stunting, dimana rencana program dan kegiatan tersebut terus disosialisasikan kepada seluruh provinsi dan tenaga lini lapangan.

Baca juga: BKKBN wisuda 32 kader BKB untuk menjadi agen sosial

Pada kegiatan tersebut BKKBN juga memberi apresiasi kepada 16 provinsi yang telah mengadakan gerakan pencatatan pelaporan kegiatan BKB dalam Sistem informasi keluarga atau yang dikenal sebagai inovasi "Gak Pakai Lama" untuk sejuta anak usia dini. Gerakan ini mengajak keluarga untuk ikut ke Program BKB yang kini tersebar di seluruh posyandu.

Adapun provinsi dengan capaian di atas 100 persen pada kategori keluarga anggota BKB yakni Bali, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Riau, dan Jawa Tengah.

Sedangkan provinsi dengan capaian di atas 100 persen pada kategori anak keluarga anggota yang hadir pertemuan, dipantau perkembangannya melalui kartu kembang anak, yakni Kepulauan Riau, Bali, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, dan Riau.

Baca juga: BKKBN fokus optimalkan "Bina Keluarga Balita" tingkatkan kualitas anak
Baca juga: BKKBN: 64 persen balita terpantau perkembangannya melalui BKB


 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024