Komunikasi itu menyangkut rasa dengan tiga unsur penting berupa logika, etika, dan estetika, sehingga gaya komunikasi itu menjadi penting bagi calon pemimpin
Surabaya (ANTARA) - Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr. Suko Widodo menyatakan etika sangat penting dalam berdebat politik agar masyarakat paham terhadap gagasan yang disampaikan para calon pemimpin.
Dr. Suko di Surabaya, Selasa menjelaskan bahwa selain tema yang jelas, debat memerlukan cara berkomunikasi yang benar. Semua yang dibicarakan harus menjadi jelas dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti agar sebuah diskusi dapat berjalan.
"Yang bicara harus mengerti sehingga peserta dan lawan bisa mengikuti alur berpikir sehingga nanti akan keluar argumentasi sanggahan atau usulan yang masuk akal terhadap ide itu," kata dosen ilmu komunikasi itu.
Tujuan dari debat, lanjut Suko, adalah untuk mengadu pikiran, mengadu ide, serta mengadu gagasan. Maka dari itu, tema di dalam debat harus menjadi fokus dalam perdebatan.
Ia menganggap gestur-gestur berlebihan itu tidak menjadi perlu di dalam suatu debat.
Baca juga: Titi Anggraini: Jangan overdosis gimik politik
Baca juga: KPU evaluasi capres/cawapres keluar podium saat debat Pilpres 2024
"Komunikasi itu menyangkut rasa dengan tiga unsur penting berupa logika, etika, dan estetika, sehingga gaya komunikasi itu menjadi penting bagi calon pemimpin," tuturnya.
Lebih lanjut, Suko mengatakan bahwa banyak orang mengatakan bahwa penggunaan istilah itu merupakan sebuah strategi dalam debat. Namun menurut dia komunikasi politik itu, penggunaan istilah itu memang benar adalah sebuah strategi, namun tidak berada pada level yang tinggi.
"Strategi debat itu terdiri dari level 1 sampai 6, mestinya semakin matang berpikirnya semakin bijak. Pengambilan kebijakan itu pada level 6, bukan teknis atau level 1. Itu baru menunjukkan kualitas orang," ujarnya.
Untuk mencapai komunikasi efektif di dalam debat, istilah-istilah harus dijelaskan dengan mantap kepada semua audiens dalam perdebatan. Ditopang dengan cara penyampaian yang benar, ide yang digagas akan tersampaikan kepada masyarakat.
"Sehingga masyarakat dapat menilai calon pemimpin yang akan mereka pilih pada 14 Februari mendatang," ucapnya.
Selain itu, debat merupakan tradisi di dalam demokrasi dan cara untuk menemukan kebaikan yang tepat, sehingga tidak ada kata menang atau kalah di dalam perdebatan.
Debat mencari pemikiran-pemikiran yang bagus agar dapat menjadi alat bagi masyarakat untuk menyeleksi calon pemimpin mereka.
Baca juga: Puan Maharani soroti adab-sopan santun anak muda
Baca juga: Indef nilai isu dalam debat keempat kurang dielaborasi oleh cawapres
"Bagaimana kita bisa mem-promote atau mempresentasikan ide-ide agar bisa diterima orang banyak dengan argumentasi-argumentasi," imbuhnya.
KPU RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Selepas debat pertama pada 12 Desember 2023, debat kedua 22 Desember 2023, dan debat ketiga 7 Januari 2024, KPU menggelar debat keempat yang mempertemukan para cawapres.
Tema debat keempat meliputi energi, sumber daya alam (SDA), pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024